Makalah Penerapan Pengetahuan Sosiologi Dalam Kehidupan Masyarakat
PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Oleh:
SEMESTER VII
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
بسم الله
الرØمن الرØيم
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi
karunia berupa nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
Terimakasih
kepada dosen Bapak Nasruddin, S.Pd.I., M.Pd. Selaku pembimbing Mata Kuliah Sosiologi
Pendidikan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat”. Dan
menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami dalam menyusun makalah ini, karena
disini penulis bisa mengapresiasikan apa yang ada di benak sanubarinya yang
berupa ide dan pikiran dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Di sisi
lain kami harus berfikir dan bekerja keras agar makalah yang dibuat akan lebih
baik untuk menjadi generasi bangsa yang memiliki budi pekerti yang luhur dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen, dan
rekan-rekan yang telah mendukung kami sehingga makalah ini dapat selesai, dan
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca, apabila ada kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Mangkoso, 10 November 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...............................ii
DAFTAR ISI............................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakangMasalah............. 1
B.
RumusanMasalah.....................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
sosiologi dan masyarakat…….3
B.
Sosiologi
dalam kehidupan sehari-hari...... 3
C.
Bentuk-bentuk
penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan
masyarakat.......................... 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................15
B.
Saran
..............................16
DAFTAR PUSTAKA..................... 17
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bicara eksistensi maka bicara popularitas di masyarakat. Sosiologi
merupakan sebuah istilah kata latin “socius”
artinya teman dan “logos” dari bahasa
Yunani artinya cerita, diungkap pertama kalinya dalam buku berjudul “cours the philosophie positive” karangan
August Comte.
Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi berusaha mencari pengetahuan
pada kajian murni untukkepentingan ilmu, sosiologi tidak sedikitpun bertujuan
untuk mencoba mencari jalan keluar secara praktis bagi masyarakat.Apabila
kajian mengenai kemiskinan ditujukan untuk dirumuskan langkah-langkah praktis
guna untuk menanggulangi kemiskinan, barulah sosiologi memasuki tahap penerapan.Disinilah
arti penting sosiologi sebagai persoalan yang dihadapi masyarakat.Dalam
sosiologi pendidikan kemiskinan tidak semata dikaji untuk menghasilan
pengetahuan (teori) mengenai kemiskinan.Akan tetapi pengetahuan tidak didapat
mengenai gejala sosiologi tersebut.
Pencarian pengetahuan melalui ilmu murni sangat menunjang penerapan
praktisnya. Suatu praktik atau penerapan tidak akan berhasil optimal apabila
tidak didasari oleh pengetahuan yang memadai.
Sehubungan dengan luasnya ruanglingup objek kajian sosiologi, maka
bidan-bidang kehidupan yang dijangkau penerapan sosiologipun sangat luas.Semua
isi kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dapat menjadi penerapan
pengetahuan sosiologi, hal ini menjadikan sosiologi menjadi ilmu menarik untuk di
pelajari.Apa yang kita dapat dari ilmu sosiologi bisa kata aktualisasikan ke
kehidupan masyarakat. setidaknya kita tidak begitu susah untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Gejala-gejala sosial yang ada dalam
masyarakat kita menjadi tahu sedikit demi sedikit.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian pengetahuan sosiologi dan masyarakat?
2.
Bagaimana
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari?
3.
Bagaimana
bentuk-bentuk penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan masyarakat?
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosiologi dan Masyarakat
Sosiologi berasal dari bahasa latin “socius” artinya teman, kawan, dan sahabat, dan “logos” artinya ilmu pengetahuan.[1]
Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan, dan
bersahabat yang baik atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.
Masyarakat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia masyarakat dibagi
menjadi beberapa bagian yang mempunyai arti antara lain: masyarakat adalah
pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam sesuatu
tempat dengan aturan ikatan-ikatan yang tentu.[2]
Adapun Ralp Linton mendefenisikan masyarakat ialah setiap kelompok
manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama, sehingga mereka dapat
mengatur dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batasnya yang jelas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut.
B.
Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi mengkaji
berbagai kenyataan sosial yang ada di masyarakat, ruang lingkupnya paling luas
dibanding cabang-cabang ilmu lainnya. Seluruh kegiatan manusia sebagai anggota
masyarakat beserta semua yang dihasilkan dari proses sosial menjadi objek
kajian sosiologi; mulai dari masalah kemiskinan, kejahatan, perilaku seksual, kehidupan
keluarga, pendidikan, kelas-kelas sosial, komflik sosial, akibat pertumbuhan
penduduk, pelanggaran hukum, hingga program pembangunan negara.
Semua persoalan tersebut berkaitan erat dengan kehidupan
sehari-hari manusia sebagai anggota masyarakat, setiap persoalan dapat terjadi
di masyarakat, meski frekuensi dan intensitasnya berbeda. Pada
masa sekarang, kenyataan sosial yang
sangat aktual adalah penanganan kemiskinan, pembangunan masyarakat, penanganan
korupsi, penegakan hukum, dan integrasi bangsa. Sosiologi dapat memberikan
sumbangan berharga untuk menangani berbagai masalah tersebut.
Pada awalnya, sosiologi mengkajinya semata-mata hanya untuk
memahami realitas yang ada, kajian seperti ini bersifat murni keilmuan. Misalnya, masalah kemiskinan yang dialami
masyarakat desa. Sebagai ilmu murni (purescience),
sosiologi berusaha mencari pengetahuan mengenai kemiskinan tersebut; mengapa
kemiskinan terjadi, apa akibatnya, serta bagaimana intensitas dan kuantitasnya.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dijadikan pengetahuan yang semata-mata
digunakan untuk pengembangan sosiologi sebagai ilmu (teori). Pada kajian murni untuk
kepentingan ilmu, sosiologi tidak sedikit pun bertujuan untuk mencoba mencari
jalan keluar agar masyarakat bisa terbebas dari kemiskinan.
Apabila kajian mengenai kemiskinan ditujukan untuk merumuskan
langkah-langkah praktis guna menanggulangi kemiskinan, barulah sosiologi
memasuki tahap penerapan. Di sinilah arti penting sosiologi bagi kehidupan
manusia. Sebagai ilmu terapan, sosiologi dapat membantu manusia memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Kemiskinan tidak semata dikaji untuk menghasilkan pengetahuan
(teori) mengenai kemiskinan. Perkelahian pelajar tidak semata diteliti hanya
untuk menyusun teori mengenai tejadinya perkelahian pelajar. Akan tetapi, pengetahuan
yang didapat mengenai gejala sosial tersebut dilanjutkan dengan upaya praktis untuk
menangani gejala-gejala itu.
Pencarian pengetahuan melalui ilmu murni sangat menunjang penerapan
praktisnya. Suatu praktik atau penerapan tidak akan berhasil optimal apabila
tidak didasari oleh pengetahuan yang memadai. Misalnya, penanganan penyalahgunaan
narkotika. Upaya ini mutlak membutuhkan informasi yang cukup mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika. Informasi yang
dibutuhkan menyangkut siapa yang memakai, dan dari mana asalnya, di mana
transaksi terjadi, jenis apa yang di konsumsi, apa akibatnya, seberapa banyak
yang beredar, dan kalau mungkin bagaimana jalur distribusinya. Untuk memperoleh
semua informasi itu diperlukan penelitian mendalam, baru setelah semua
informasi terkumpul, maka usaha-usaha mengatasinya dapat dirumuskan dan
dilaksanakan.
Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup objek kajian sosiologi,
maka bidang-bidang kehidupan yang dijangkau penerapan sosiologi pun sangat
luas. Semua sisi kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dapat menjadi bidang
penerapan pengetahuan sosiologi. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan mengenai
sosiologi sangat penting bagi siapa saja. Seseorang belajar sosiologi tidak
semata-mata untuk menjadi sosiolog(ahli sosiologi). Menurut definisi Horton dan
Hunt, sosiolog adalah seseorang yang telah mendapatkan gelar sarjana atau telah
mengikuti studi lanjutan dalam sosiologi dan terikat dalam mengajar, mengadakan
riset, atau karya profesional lain dalam bidang sosiologi. Tanpa menjadi
sosiolog pun seseorang dapat berperan dalam penerapan pengetahuan sosiologi.
Hampir semua karir (pekerjaan) memanfaatkan pengetahuan sosiologi;
pekerja sosial, dokter, hakim, insyinyur, guru, birokrat, wartawan, dan bahkan
berbagai oganisasi, perusahaan, dan yayasan membutuhkan peran sosiologi untuk
melakukan penelitian dan pengembangan. Karir apapapun yang dimasuki seseorang,
dia tentu akan menjadi warga masyarakat. Sebagai warga masyarakat, dia tentu
berpartisipasi dalam kelompok sosial, dan menjadi penerus kebudayaan antar
generasi. Pengetahuan sosiologi dapat membantu setiap orang dalam menjalankan
perannya di masyarakat dengan bekal wawasan luas.
C.
Bentuk-Bentuk Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Masyarakat
Banyak sekali bidang kehidupan manusia yang membutuhkan bantuan
sosiologi. Berikut ini diuraikan beberapa bentuk nyata penerapan pengetahuan
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
1.
Penerapan
Pengetahuan Sosiologi Bagi Pembuat Keputusan
Sebagai sebuah ilmu, kegiatan utama sosiologi adalah melakukan
penelitian ilmiah yang hasilnya berupa informasi mengenai berbagai hal di
masyarakat.misalnya, penelitian sosiologi mengenai dampak pejudian bagi
kehidupan keluarga miskin. Infomasi yang diperoleh menjadi dasar bagi
pemerintah untuk membuat kebijaksanaan, apakah perlu melarang praktik perjudian
atau justru dilegalkan. Apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak
keluarga miskin terjerat judi dan mengakibatkan kehidupan keluarga mereka
merosot, maka pemerintah harus melarang segala macam bentuk perjudian. Pemerintah
dapat membuat berbagai aturan teknis yang mempersulit beroperasinya perjudian.
Di sisi lain, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga pembuat
undang-undang juga membutuhkan masukan dari penelitian itu, masukan itu menjadi
bahan pertimbangan dalam membuat undang-undang mengenai perjudian. Inilah salah
satu bentuk penerapan pengetahuan sosiologi bagi pemerintah sebelum membuat
keputusan atau kebijakan.
Pembuat keputusan bukan hanya DPR dan pemerintah saja. Dalam setiap
organisasi, selalu ada keputusan yang dibuat sehubungan dengan fungsi dan tugas
masing-masing. Sebuah perusahaan penambangan minyak misalnya, kita dapat
melihat dampak penambangan gas di Jawa Timur (PT. Lapindo Brantas) yang selama
berbulan-bulan merugikan masyarakat karena kebocoran lumpur panas dari kilang
minyak membanjiri pemukiman penduduk dan lingkungan sekitarnya. Masalah telah
terjadi, dan banyak warga yang dirugikan.
Di sinilah diperlukan bantuan pengetahuan sosiologi untuk memecahkan
dampak sosial peristiwa tersebut. Pimpinan perusahaan tentu tidak akan serta
merta memberikan ganti rugi kepada setiap orang yang menuntut. Keputusan untuk
memberikan ganti rugi memerlukan informasi yang objektif yang hanya bisa
diperoleh dengan penelitian sosiologi. Informasi itu meliputi berapa keluarga
yang menderita kerugian, berapa besar kerugian mereka, dimana alamat mereka,
dan benar atau tidak kerugian mereka berhubungan dengan kebocoran lumpur panas
perusahaan tersebut.
Semua informasi mengenai hal tersebut diperoleh melalui penelitian
sosiologi. Baru setelah semua infomasi itu terkumpul, maka pimpinan perusahaan
dapa memutuskan bentuk dan besarnya ganti rugi kepada setiap korban. Bagaimana
tatacara penyalurannyapun perlu dikaji secara sosiologi, sebab jika tidak
justru akan menimbulkan persoalan sosial baru di masyarakat; seperti yang
terjadi pada beberapa kasus pembagian uang Bantuan Langsung Tunai oleh
pemerintah.
Masukan dari sosiologi bukanlah satu-satunya dalam upaya pemecahan
masalah sehari-hari yang dialami masyarakat. Para pembuat keputusan masih
membutuhan masukan-masukan lain dari berbagai bidang ilmu.
Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah sehari-hari
di masyarakat bersifat multidisipliner (melibatkan banyak disiplin keilmuan)
justru karena diperlukan pendekatan multidisipliner inilah, maka pengetahuan
sosiologi senantiasa turut berperan dalam berbagai penanganan persoalan
sehari-hari.
Uraian di atas menjelaskan bahwa pengetahuan sosiologi turut
memberikan pemahaman terhadap persoalan yang terjadi. Pemecahan pesoalan tidak
mungkin dilakukan secara efektif tampa didasari oleh pemahaman yang mendalam.
Disinilah wujud nyata penerapan sosiologi.
2.
Penerapan
Pengetahuan Sosiologi dalam Mengatasi Masalah Sosial
Masalah sosial adalah gejala-gejala yang berlangsung secara tidak
nomal di masyarakat. Berbagai masalah sosial yang muncul antara lain kejahatan,
konflik antar kelompok etnis, kemiskinan, pengangguran, penyakit, perceraian,
kejahatan, pelacuran, kenakalan anak, dan lainnya. Berikut penjelasan beberapa
permasalahan yang menonjol di masyarakat.
a.
Kemiskinan
Dalam masyarakat modern yang rumit kemiskinan menjadi masalah sosial.
Kemiskinan dianggap sebagai kegagalan yang disebabkan tidak berfungsinya
lemaba-lembaga perekonomian. Kemiskinan bagi masyarakat modern juga bukan lagi
diartikan sebagai kekurangan pangan, pakaian, atau perumahan, melainkan di ukur
dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi. Orang-orang modern merasa miskin
apabila memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya baik kebutuhan pokok maupun bukan.
Kemiskinan yang menjadi pusat perhatian sosiologi terutama
berkaitan dengan kekurangan pangan dan rendahnya tingkat kesejahteraan yang banyak dialami
masyarakat. Untuk mengentaskan masyarkat dari kemiskinan diperlukan berbagai pengetahuan
yang memadai mengenai masalah kemiskinan yang dihadapi. Kemiskinan akibat
kegagalan panen, tidak sama dengan kemiskinan akibat bencana alam. Untuk menerapkan
cara dan langkah yang tepat sesuai kenyataan yang ada, perlu penelitian
sosiologis. Disinilah bentuk nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam upaya
mengatasi kemiskinan.
b.
Kejahatan
Mengapa penebang liar bebas membabat hutan? Apa akibat yang akan
timbul dan bagaimana cara mengatasi itu semua? Pengetahuan sosiologi dapat
membantu memecahkannya. Kejahatan adalah bentuk masalah sosial tertua.
Kejahatan timbul karena orang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara melanggar norma hukum dan moral.
Sementara itu, hukum mengatur peilaku orang agar tidak merugikan masyarakat. Kejahaan
di masyarakat dipengaruhi oleh komposisi penduduk dan komflik dalam masyarakat;
baik komflik budaya, ekonomi, maupun ras.
Semakin pesat perubahan sosial di suatu mayarakat biasanya semakin
tinggi pula angka kejahatan yang terjadi. Angka kejahatan di masyarakat tradisional
relatif stabil. Sementara itu, di masyarakat industri modern yang sangat cepat
berubah memiliki angka kejahatan yang semakin tinggi, terutama di kota-kota
besar.
Di dalam masyarakat pinggiran di kota-kota besar, banyak terjadi
kejahatan. Pada umumnya, anak-anak sulit di didik untuk mematuhi hukum karena
mereka umumnya berasal dari keluarga yang terpecah. Kalaupun kedua orang tuanya
masih lengkap, mereka mengalami konflik emosional dan masalah kesehatan serta
keuangan yang memengaruhi hubungan sosial dalam keluarga mereka. Daerah-daerah
kumuh mengalami kekurangan sarana pendidikan, banyak pengangguran, pemukiman
padat, dan tidak sehat, kondisi ini membuat anak-anak lari ke jalanan.
Akhirnya anak-anak terjerumus ke dalam peredaan narkoba, perjudian,
pencurian, mabuk-mabukan, dan tindakan kekerasan. Penyebab kejahatan akibat
terjadinya kejahantan dan langkah-langkah mengatasinya merupakan persoalan
sehari-hari yang di hadapi masyarakat.misalnya, korupsi sebagai bentuk kejahatan
yang akhir-akhir ini menjadi sasaran pemerintah. Tindakan itu tidak semata-mata
melanggar hukum, tapi menurut Selo Soedmarjan juga menyebabkan rusaknya tatanan
sosial. Untuk mengatasi kejahatan seperti ini diperlukan pengetahuan yang cukup
mengenai penyebab, akibat, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan. Disinilah
letak penerapan sosiologi untuk mengatasi kejahatan.
c.
Peperangan
Masalah
sosial yang paling merusak adalah peperangan.Semain majuh masyaaa maa semain
canggih teknology peperangan, sehingga semakin besar kerusakan yang di
timbulkan.
Peran
sebagai bentuk konflik antar masyarakat dapat dikaji sebab dan prosesnya secara
sosiologis, mengapa terjadi konflik, faktor apa yang mendorong, kemungkinan apa
yang dapat di tempuh untuk menyelesaikan bagaimana cara mengatasi yang diakibatkan,
semua itu memerlukan kajian sosiologi. Setelah pengetahuan diperoleh barulah
langkah mengatasinya dapat dilakukan.
d.
Pelanggaran
Norma
Norma terbagi dua ada yang bersifat umum dan ada yang khusus,
disini yang dibahas adalah yang bersifat universal atau umum.[3] Norma-norma
masyarakat mengatur setiap orang agar tidak merugikan diri sendiri dan pihak lain.
Setiap norma didasarkan pada nilai-nilai sosial tertentu yang di junjung tinggi
oleh masyarakat. namun, sering terjadi warga masyarakat tidak mampu memenuhinya
dan melakukan pelanggaran. Masalah sosial sebagai wujud pelanggaraan norma
masyarakat antara lain pelacuran, kenakalan anak, penyalahugunaan narkotika,
dan homo seksual.
Masalah yang timbul sebagai akibat pelangaran norma seperti di atas
perlu di tangani. Pengetahuan sosiologi diperlukan dalam upaya ini.
e.
Kependudukan
Suatu masyarakat dengan laju pertumuhan terlalu cepat dan
persebaran tidak merata merupakan persoalan sosial.Jumlah penduduk besar
merupakan sumber pembangunan. Namun, bila persebarannya menumpuk pada suatu
lokasi tertentu saja akan muncul berbagai persoalan sosial.
Kesejahteraan penduduk menurun, karena daerah padat, kumuh, dan
persaingan hidup terlalu tinggi. Untuk itu, berbagai upaya pengendalian
pertumbuhan dilakukan. Upaya itu dapat berupa
keluarga berencana, transmigrasi dan peningkatan kesehatan.
Semua usaha itu memerlukan pengetahuan sosiologi sebelum
dilaksanakan. Tidak mungkin pemerintah dapat menyelenggarakan transmigrasi
secara baik jika tidak memiliki pengetahuan sosiologis yang cukup, seperti
pengetahuan tentang berapa target jumlah penduduk yang harus dipindahkan dalam
setahun, daerah mana yang dapat menerimanya tampa menimbulkan reaksi negatif
itu, dan jenis usaha apa yang dapat di kembangkan agar transmigran betah di
lokasi. Di samping itu, membanjinya penduduk dari desa ke kota juga persoalan
kependudukan yang terjadi setiap hari. Bagaimana pula menangani ini semua jika
tidak melibatkan bantuan sosiologi? Sesungguhnya, bentuk nyata penerapan
pengetahuan sosiologi dalam masalah kependudukan sangatlah banyak.
f.
Lingkungan
Hidup
Manusia hidup dalam satu lingkungan, di dalamnya terdapat unsur
makhluk hidup dan benda-benda mati. Unsur makhluk hidup terdiri atas manusia,
hewan, dan organisme lain. Unsur benda mati tediri atas air, angin, udara,
tanah, sinar matahari, dan lainnya. Semua unsur saling berinteraksi dan
memengaruhi sehingga membentuk kesatuan yang disebut ekosistem. Apabila semua
unsur berfungsi sebagaimana mestinya maka kehidupan akan berjalan dengan normal.
Gangguan terhadap lingkungan hidup yang sering menjadi masalah sosial adalah
polusi atau pencemaran. Kehidupan sosial manusia tidak terlepas dari lingkungan
hidup, oleh karena itu pencemaran lingkungan di anggap sebagai permasalahan
sosial.
Tidak semua masalah lingkungan hidup akibat dari persoalan
kemasyarakatan, adakalanya oleh unsur non sosial, misalnya letusan gunung,
gempa bumi, dan tsunami, akan tetapi dampaknya selalu berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, penyelesaian persoalan lingkungan
hidup tidak bisa lepas dari peran sosiologi.
Bencana mengakibatkan berbagai kerusakan prasarana pendidikan dan
kesehatan, dan hilangnya mata pengcaharian warga masyarakat. Untuk memperbaiki
itu semua diperlukan kajian sosiologis yang mendalam.
g.
Anak
Jalanan
Banyak faktor yang menimbulkan munculnya anak jalanan, faktor utama
yang menyebabkan anak-anak usia sekolah memilih jalanan
sebagai lingkungan sosialnya adalah ekonomi, lingkungan keluarga, lingkungan
tempat tinggal, dan media massa. Dari beberapa faktor itu ekonomi menjadi
faktor yang paling utama, biasanya mereka dipaksa oleh keluarganya, mereka
menjadi penopang ekonomi dalam keluarganya.
Pada awal krisis ekonomi 1998, maraknya anak jalanan saat itu
dianggap sebagai gejala sosial ekonomi yang bersifat sementara. Namun,
kenyataannya anak jalanan menjadi cara sekelompok orang memenuhi kebutuhan
ekonominya, anak jalanan sulit untuk dihilangkan, perlu adanya perluasan dan
pembangunan ekonomi, serta perlu adanya penyadaran bahwa upaya yang ada di
jalanan tidak sesuai dengan norma yang dianut masyarakat umum.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sosiologi berasal dari bahasa latin “socius” artinya teman, kawan, dan
sahabat, dan “logos” artinya ilmu pengetahuan. Jadi,
sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan, dan bersahabat yang baik
atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Adapun masyarakat adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka,
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut.
Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi mengkaji berbagai
kenyataan sosial yang ada di masyarakat.ruang lingkupnya paling luas dibanding
cabang-cabang ilmu lainnya. Seluruh kegiatan manusia sebagai anggota masyarakat
beserta semua yang dihasilkan dari proses sosial menjadi objek kajian
sosiologi; mulai dari masalah kemiskinan, kejahatan, perilaku seksual,
kehidupan keluarga, pendidikan, kelas-kelas sosial, komflik sosial, akibat
pertumbuhan penduduk, pelanggaran hukum, hingga program pembangunan negara.
Bentuk
nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat, diantaranya: penerapan pengetahuan sosiologi bagi pembuat keputusan;
penerapan pengetahuan sosiologi dalam mengatasi masalah sosial, seperti:
kemiskinan, kejahatan, peperangan, pelanggaran norma, kependudukan, lingkungan
hidup, serta anak jalanan.
B.Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang dapat
membantu penyempurnaan makalah ini kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawan, Ary. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Huki Wila, Pengantar Sosiologi.
Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Poerwardaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 1976.
[1]Ary Gunawan, Sosiologi Pendidikan,
(Jakarta: Rhineka Cipta, 2000), h. 3
[2]Poerwardaminta,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 7
[3]Wila Huki, Pengantar
Sosiologi, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 146
Belum ada Komentar untuk "Makalah Penerapan Pengetahuan Sosiologi Dalam Kehidupan Masyarakat"
Posting Komentar