Makalah Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat


PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Disusun untuk pemenuhan Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah Wal-Irsyad DDI MANGKOSO Angkatan Tahun 2016

Oleh:

ADRIANI AGUSTINA
NINDA PUNAMASARI
AMIR VUR NUHUYANAN
ARMAN RUDIAWAN

 SEMESTER VII
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi karunia berupa nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
  Terimakasih kepada dosen Bapak Nasruddin, S.Pd.I., M.Pd. Selaku pembimbing Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat. Dan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami dalam menyusun makalah ini, karena disini penulis bisa mengapresiasikan apa yang ada di benak sanubarinya yang berupa ide dan pikiran dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Di sisi lain kami harus berfikir dan bekerja keras agar makalah yang dibuat akan lebih baik untuk menjadi generasi bangsa yang memiliki budi pekerti yang luhur dan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen, dan rekan-rekan yang telah mendukung kami sehingga makalah ini dapat selesai, dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca, apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Mangkoso, 10             November 2019
Penulis
DAFTAR ISI            
KATA PENGANTAR................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................. iii   
BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakangMasalah................................................. 1           
B.     RumusanMasalah.......................................................... 2   
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian sosiologi dan masyarakat  .................….3
B.     Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari......................... 3   
C. Bentuk-bentuk penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan
masyarakat.................................................................... 6   
BAB III PENUTUP                  
A.    Kesimpulan................................................................. 15   
B.     Saran .......................................................................... 16   
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 17   



 BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Bicara eksistensi maka bicara popularitas di masyarakat. Sosiologi merupakan sebuah istilah kata latin “socius” artinya teman dan “logos” dari bahasa Yunani artinya cerita, diungkap pertama kalinya dalam buku berjudul “cours the philosophie positive” karangan August Comte.
Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi berusaha mencari pengetahuan pada kajian murni untukkepentingan ilmu, sosiologi tidak sedikitpun bertujuan untuk mencoba mencari jalan keluar secara praktis bagi masyarakat.Apabila kajian mengenai kemiskinan ditujukan untuk dirumuskan langkah-langkah praktis guna untuk menanggulangi kemiskinan, barulah sosiologi memasuki tahap penerapan.Disinilah arti penting sosiologi sebagai persoalan yang dihadapi masyarakat.Dalam sosiologi pendidikan kemiskinan tidak semata dikaji untuk menghasilan pengetahuan (teori) mengenai kemiskinan.Akan tetapi pengetahuan tidak didapat mengenai gejala sosiologi tersebut.

Pencarian pengetahuan melalui ilmu murni sangat menunjang penerapan praktisnya. Suatu praktik atau penerapan tidak akan berhasil optimal apabila tidak didasari oleh pengetahuan yang memadai.
Sehubungan dengan luasnya ruanglingup objek kajian sosiologi, maka bidan-bidang kehidupan yang dijangkau penerapan sosiologipun sangat luas.Semua isi kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dapat menjadi   penerapan pengetahuan sosiologi, hal ini menjadikan sosiologi menjadi ilmu menarik untuk di pelajari.Apa yang kita dapat dari ilmu sosiologi bisa kata aktualisasikan ke kehidupan masyarakat. setidaknya kita tidak begitu susah untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat kita menjadi tahu sedikit demi sedikit.
B.  Rumusan Masalah                                                                      
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian pengetahuan sosiologi dan masyarakat?
2.      Bagaimana sosiologi dalam kehidupan sehari-hari?
3.      Bagaimana bentuk-bentuk penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan masyarakat?
                                                                                     
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Sosiologi dan Masyarakat
Sosiologi berasal dari bahasa latin “socius” artinya teman, kawan, dan sahabat, dan “logos” artinya ilmu pengetahuan.[1]
Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan, dan bersahabat yang baik atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.
Masyarakat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia masyarakat dibagi menjadi beberapa bagian yang mempunyai arti antara lain: masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan aturan ikatan-ikatan yang tentu.[2]
Adapun Ralp Linton mendefenisikan masyarakat ialah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batasnya yang jelas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
B.     Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi mengkaji berbagai kenyataan sosial yang ada di masyarakat, ruang lingkupnya paling luas dibanding cabang-cabang ilmu lainnya. Seluruh kegiatan manusia sebagai anggota masyarakat beserta semua yang dihasilkan dari proses sosial menjadi objek kajian sosiologi; mulai dari masalah kemiskinan, kejahatan, perilaku seksual, kehidupan keluarga, pendidikan, kelas-kelas sosial, komflik sosial, akibat pertumbuhan penduduk, pelanggaran hukum, hingga program pembangunan negara.
Semua persoalan tersebut berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia sebagai anggota masyarakat, setiap persoalan dapat terjadi di masyarakat, meski frekuensi dan intensitasnya berbeda. Pada masa sekarang, kenyataan sosial yang sangat aktual adalah penanganan kemiskinan, pembangunan masyarakat, penanganan korupsi, penegakan hukum, dan integrasi bangsa. Sosiologi dapat memberikan sumbangan berharga untuk menangani berbagai masalah tersebut.
Pada awalnya, sosiologi mengkajinya semata-mata hanya untuk memahami realitas yang ada, kajian seperti ini bersifat murni keilmuan. Misalnya, masalah kemiskinan yang dialami masyarakat desa. Sebagai ilmu murni (purescience), sosiologi berusaha mencari pengetahuan mengenai kemiskinan tersebut; mengapa kemiskinan terjadi, apa akibatnya, serta bagaimana intensitas dan kuantitasnya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dijadikan pengetahuan yang semata-mata digunakan untuk pengembangan sosiologi sebagai ilmu (teori). Pada kajian murni untuk kepentingan ilmu, sosiologi tidak sedikit pun bertujuan untuk mencoba mencari jalan keluar agar masyarakat bisa terbebas dari kemiskinan.
Apabila kajian mengenai kemiskinan ditujukan untuk merumuskan langkah-langkah praktis guna menanggulangi kemiskinan, barulah sosiologi memasuki tahap penerapan. Di sinilah arti penting sosiologi bagi kehidupan manusia. Sebagai ilmu terapan, sosiologi dapat membantu manusia memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Kemiskinan tidak semata dikaji untuk menghasilkan pengetahuan (teori) mengenai kemiskinan. Perkelahian pelajar tidak semata diteliti hanya untuk menyusun teori mengenai tejadinya perkelahian pelajar. Akan tetapi, pengetahuan yang didapat mengenai gejala sosial tersebut dilanjutkan dengan upaya praktis untuk menangani gejala-gejala itu.
Pencarian pengetahuan melalui ilmu murni sangat menunjang penerapan praktisnya. Suatu praktik atau penerapan tidak akan berhasil optimal apabila tidak didasari oleh pengetahuan yang memadai. Misalnya, penanganan penyalahgunaan narkotika. Upaya ini mutlak membutuhkan informasi yang cukup mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika. Informasi yang dibutuhkan menyangkut siapa yang memakai, dan dari mana asalnya, di mana transaksi terjadi, jenis apa yang di konsumsi, apa akibatnya, seberapa banyak yang beredar, dan kalau mungkin bagaimana jalur distribusinya. Untuk memperoleh semua informasi itu diperlukan penelitian mendalam, baru setelah semua informasi terkumpul, maka usaha-usaha mengatasinya dapat dirumuskan dan dilaksanakan.
Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup objek kajian sosiologi, maka bidang-bidang kehidupan yang dijangkau penerapan sosiologi pun sangat luas. Semua sisi kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dapat menjadi bidang penerapan pengetahuan sosiologi. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan mengenai sosiologi sangat penting bagi siapa saja. Seseorang belajar sosiologi tidak semata-mata untuk menjadi sosiolog(ahli sosiologi). Menurut definisi Horton dan Hunt, sosiolog adalah seseorang yang telah mendapatkan gelar sarjana atau telah mengikuti studi lanjutan dalam sosiologi dan terikat dalam mengajar, mengadakan riset, atau karya profesional lain dalam bidang sosiologi. Tanpa menjadi sosiolog pun seseorang dapat berperan dalam penerapan pengetahuan sosiologi.
Hampir semua karir (pekerjaan) memanfaatkan pengetahuan sosiologi; pekerja sosial, dokter, hakim, insyinyur, guru, birokrat, wartawan, dan bahkan berbagai oganisasi, perusahaan, dan yayasan membutuhkan peran sosiologi untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Karir apapapun yang dimasuki seseorang, dia tentu akan menjadi warga masyarakat. Sebagai warga masyarakat, dia tentu berpartisipasi dalam kelompok sosial, dan menjadi penerus kebudayaan antar generasi. Pengetahuan sosiologi dapat membantu setiap orang dalam menjalankan perannya di masyarakat dengan bekal wawasan luas.
C.     Bentuk-Bentuk Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Masyarakat
Banyak sekali bidang kehidupan manusia yang membutuhkan bantuan sosiologi. Berikut ini diuraikan beberapa bentuk nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
1.    Penerapan Pengetahuan Sosiologi Bagi Pembuat Keputusan
Sebagai sebuah ilmu, kegiatan utama sosiologi adalah melakukan penelitian ilmiah yang hasilnya berupa informasi mengenai berbagai hal di masyarakat.misalnya, penelitian sosiologi mengenai dampak pejudian bagi kehidupan keluarga miskin. Infomasi yang diperoleh menjadi dasar bagi pemerintah untuk membuat kebijaksanaan, apakah perlu melarang praktik perjudian atau justru dilegalkan. Apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak keluarga miskin terjerat judi dan mengakibatkan kehidupan keluarga mereka merosot, maka pemerintah harus melarang segala macam bentuk perjudian. Pemerintah dapat membuat berbagai aturan teknis yang mempersulit beroperasinya perjudian.
Di sisi lain, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga pembuat undang-undang juga membutuhkan masukan dari penelitian itu, masukan itu menjadi bahan pertimbangan dalam membuat undang-undang mengenai perjudian. Inilah salah satu bentuk penerapan pengetahuan sosiologi bagi pemerintah sebelum membuat keputusan atau kebijakan.
Pembuat keputusan bukan hanya DPR dan pemerintah saja. Dalam setiap organisasi, selalu ada keputusan yang dibuat sehubungan dengan fungsi dan tugas masing-masing. Sebuah perusahaan penambangan minyak misalnya, kita dapat melihat dampak penambangan gas di Jawa Timur (PT. Lapindo Brantas) yang selama berbulan-bulan merugikan masyarakat karena kebocoran lumpur panas dari kilang minyak membanjiri pemukiman penduduk dan lingkungan sekitarnya. Masalah telah terjadi, dan banyak warga yang dirugikan.
Di sinilah diperlukan bantuan pengetahuan sosiologi untuk memecahkan dampak sosial peristiwa tersebut. Pimpinan perusahaan tentu tidak akan serta merta memberikan ganti rugi kepada setiap orang yang menuntut. Keputusan untuk memberikan ganti rugi memerlukan informasi yang objektif yang hanya bisa diperoleh dengan penelitian sosiologi. Informasi itu meliputi berapa keluarga yang menderita kerugian, berapa besar kerugian mereka, dimana alamat mereka, dan benar atau tidak kerugian mereka berhubungan dengan kebocoran lumpur panas perusahaan tersebut.
Semua informasi mengenai hal tersebut diperoleh melalui penelitian sosiologi. Baru setelah semua infomasi itu terkumpul, maka pimpinan perusahaan dapa memutuskan bentuk dan besarnya ganti rugi kepada setiap korban. Bagaimana tatacara penyalurannyapun perlu dikaji secara sosiologi, sebab jika tidak justru akan menimbulkan persoalan sosial baru di masyarakat; seperti yang terjadi pada beberapa kasus pembagian uang Bantuan Langsung Tunai oleh pemerintah.
Masukan dari sosiologi bukanlah satu-satunya dalam upaya pemecahan masalah sehari-hari yang dialami masyarakat. Para pembuat keputusan masih membutuhan masukan-masukan lain dari berbagai bidang ilmu.
Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah sehari-hari di masyarakat bersifat multidisipliner (melibatkan banyak disiplin keilmuan) justru karena diperlukan pendekatan multidisipliner inilah, maka pengetahuan sosiologi senantiasa turut berperan dalam berbagai penanganan persoalan sehari-hari.
Uraian di atas menjelaskan bahwa pengetahuan sosiologi turut memberikan pemahaman terhadap persoalan yang terjadi. Pemecahan pesoalan tidak mungkin dilakukan secara efektif tampa didasari oleh pemahaman yang mendalam. Disinilah wujud nyata penerapan sosiologi.
2.      Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Mengatasi Masalah Sosial
Masalah sosial adalah gejala-gejala yang berlangsung secara tidak nomal di masyarakat. Berbagai masalah sosial yang muncul antara lain kejahatan, konflik antar kelompok etnis, kemiskinan, pengangguran, penyakit, perceraian, kejahatan, pelacuran, kenakalan anak, dan lainnya. Berikut penjelasan beberapa permasalahan yang menonjol di masyarakat.
a.    Kemiskinan
Dalam masyarakat modern yang rumit kemiskinan menjadi masalah sosial. Kemiskinan dianggap sebagai kegagalan yang disebabkan tidak berfungsinya lemaba-lembaga perekonomian. Kemiskinan bagi masyarakat modern juga bukan lagi diartikan sebagai kekurangan pangan, pakaian, atau perumahan, melainkan di ukur dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi. Orang-orang modern merasa miskin apabila memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya baik kebutuhan pokok maupun bukan.
Kemiskinan yang menjadi pusat perhatian sosiologi terutama berkaitan dengan kekurangan pangan dan rendahnya  tingkat kesejahteraan yang banyak dialami masyarakat. Untuk mengentaskan masyarkat dari kemiskinan diperlukan berbagai pengetahuan yang memadai mengenai masalah kemiskinan yang dihadapi. Kemiskinan akibat kegagalan panen, tidak sama dengan kemiskinan akibat bencana alam. Untuk menerapkan cara dan langkah yang tepat sesuai kenyataan yang ada, perlu penelitian sosiologis. Disinilah bentuk nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam upaya mengatasi kemiskinan.

b.    Kejahatan
Mengapa penebang liar bebas membabat hutan? Apa akibat yang akan timbul dan bagaimana cara mengatasi itu semua? Pengetahuan sosiologi dapat membantu memecahkannya. Kejahatan adalah bentuk masalah sosial tertua. Kejahatan timbul karena orang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan  cara melanggar norma hukum dan moral. Sementara itu, hukum mengatur peilaku orang agar tidak merugikan masyarakat. Kejahaan di masyarakat dipengaruhi oleh komposisi penduduk dan komflik dalam masyarakat; baik komflik budaya, ekonomi, maupun ras.
Semakin pesat perubahan sosial di suatu mayarakat biasanya semakin tinggi pula angka kejahatan yang terjadi. Angka kejahatan di masyarakat tradisional relatif stabil. Sementara itu, di masyarakat industri modern yang sangat cepat berubah memiliki angka kejahatan yang semakin tinggi, terutama di kota-kota besar.
Di dalam masyarakat pinggiran di kota-kota besar, banyak terjadi kejahatan. Pada umumnya, anak-anak sulit di didik untuk mematuhi hukum karena mereka umumnya berasal dari keluarga yang terpecah. Kalaupun kedua orang tuanya masih lengkap, mereka mengalami konflik emosional dan masalah kesehatan serta keuangan yang memengaruhi hubungan sosial dalam keluarga mereka. Daerah-daerah kumuh mengalami kekurangan sarana pendidikan, banyak pengangguran, pemukiman padat, dan tidak sehat, kondisi ini membuat anak-anak lari ke jalanan.
Akhirnya anak-anak terjerumus ke dalam peredaan narkoba, perjudian, pencurian, mabuk-mabukan, dan tindakan kekerasan. Penyebab kejahatan akibat terjadinya kejahantan dan langkah-langkah mengatasinya merupakan persoalan sehari-hari yang di hadapi masyarakat.misalnya, korupsi sebagai bentuk kejahatan yang akhir-akhir ini menjadi sasaran pemerintah. Tindakan itu tidak semata-mata melanggar hukum, tapi menurut Selo Soedmarjan juga menyebabkan rusaknya tatanan sosial. Untuk mengatasi kejahatan seperti ini diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai penyebab, akibat, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan. Disinilah letak penerapan sosiologi untuk mengatasi kejahatan.
c.    Peperangan
Masalah sosial yang paling merusak adalah peperangan.Semain majuh masyaaa maa semain canggih teknology peperangan, sehingga semakin besar kerusakan yang di timbulkan.
Peran sebagai bentuk konflik antar masyarakat dapat dikaji sebab dan prosesnya secara sosiologis, mengapa terjadi konflik, faktor apa yang mendorong, kemungkinan apa yang dapat di tempuh untuk menyelesaikan bagaimana cara mengatasi yang diakibatkan, semua itu memerlukan kajian sosiologi. Setelah pengetahuan diperoleh barulah langkah mengatasinya dapat dilakukan.
d.   Pelanggaran Norma
Norma terbagi dua ada yang bersifat umum dan ada yang khusus, disini yang dibahas adalah yang bersifat universal atau umum.[3] Norma-norma masyarakat mengatur setiap orang agar tidak merugikan diri sendiri dan pihak lain. Setiap norma didasarkan pada nilai-nilai sosial tertentu yang di junjung tinggi oleh masyarakat. namun, sering terjadi warga masyarakat tidak mampu memenuhinya dan melakukan pelanggaran. Masalah sosial sebagai wujud pelanggaraan norma masyarakat antara lain pelacuran, kenakalan anak, penyalahugunaan narkotika, dan homo seksual.
Masalah yang timbul sebagai akibat pelangaran norma seperti di atas perlu di tangani. Pengetahuan sosiologi diperlukan dalam upaya ini.
e.    Kependudukan 
Suatu masyarakat dengan laju pertumuhan terlalu cepat dan persebaran tidak merata merupakan persoalan sosial.Jumlah penduduk besar merupakan sumber pembangunan. Namun, bila persebarannya menumpuk pada suatu lokasi tertentu saja akan muncul berbagai persoalan sosial.
Kesejahteraan penduduk menurun, karena daerah padat, kumuh, dan persaingan hidup terlalu tinggi. Untuk itu, berbagai upaya pengendalian pertumbuhan dilakukan. Upaya itu dapat berupa  keluarga berencana, transmigrasi dan peningkatan kesehatan.
Semua usaha itu memerlukan pengetahuan sosiologi sebelum dilaksanakan. Tidak mungkin pemerintah dapat menyelenggarakan transmigrasi secara baik jika tidak memiliki pengetahuan sosiologis yang cukup, seperti pengetahuan tentang berapa target jumlah penduduk yang harus dipindahkan dalam setahun, daerah mana yang dapat menerimanya tampa menimbulkan reaksi negatif itu, dan jenis usaha apa yang dapat di kembangkan agar transmigran betah di lokasi. Di samping itu, membanjinya penduduk dari desa ke kota juga persoalan kependudukan yang terjadi setiap hari. Bagaimana pula menangani ini semua jika tidak melibatkan bantuan sosiologi? Sesungguhnya, bentuk nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam masalah kependudukan sangatlah banyak.
f.     Lingkungan Hidup
Manusia hidup dalam satu lingkungan, di dalamnya terdapat unsur makhluk hidup dan benda-benda mati. Unsur makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan organisme lain. Unsur benda mati tediri atas air, angin, udara, tanah, sinar matahari, dan lainnya. Semua unsur saling berinteraksi dan memengaruhi sehingga membentuk kesatuan yang disebut ekosistem. Apabila semua unsur berfungsi sebagaimana mestinya maka kehidupan akan berjalan dengan normal. Gangguan terhadap lingkungan hidup yang sering menjadi masalah sosial adalah polusi atau pencemaran. Kehidupan sosial manusia tidak terlepas dari lingkungan hidup, oleh karena itu pencemaran lingkungan di anggap sebagai permasalahan sosial.
Tidak semua masalah lingkungan hidup akibat dari persoalan kemasyarakatan, adakalanya oleh unsur non sosial, misalnya letusan gunung, gempa bumi, dan tsunami, akan tetapi dampaknya selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, penyelesaian persoalan lingkungan hidup tidak bisa lepas dari peran sosiologi.
Bencana mengakibatkan berbagai kerusakan prasarana pendidikan dan kesehatan, dan hilangnya mata pengcaharian warga masyarakat. Untuk memperbaiki itu semua diperlukan kajian sosiologis yang mendalam.
g.    Anak Jalanan
Banyak faktor yang menimbulkan munculnya anak jalanan, faktor utama yang menyebabkan anak-anak usia sekolah memilih jalanan sebagai lingkungan sosialnya adalah ekonomi, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan media massa. Dari beberapa faktor itu ekonomi menjadi faktor yang paling utama, biasanya mereka dipaksa oleh keluarganya, mereka menjadi penopang ekonomi dalam keluarganya.
Pada awal krisis ekonomi 1998, maraknya anak jalanan saat itu dianggap sebagai gejala sosial ekonomi yang bersifat sementara. Namun, kenyataannya anak jalanan menjadi cara sekelompok orang memenuhi kebutuhan ekonominya, anak jalanan sulit untuk dihilangkan, perlu adanya perluasan dan pembangunan ekonomi, serta perlu adanya penyadaran bahwa upaya yang ada di jalanan tidak sesuai dengan norma yang dianut masyarakat umum.
  
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Sosiologi berasal dari bahasa latin “socius” artinya teman, kawan, dan sahabat, dan “logos” artinya ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan, dan bersahabat yang baik atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Adapun masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi mengkaji berbagai kenyataan sosial yang ada di masyarakat.ruang lingkupnya paling luas dibanding cabang-cabang ilmu lainnya. Seluruh kegiatan manusia sebagai anggota masyarakat beserta semua yang dihasilkan dari proses sosial menjadi objek kajian sosiologi; mulai dari masalah kemiskinan, kejahatan, perilaku seksual, kehidupan keluarga, pendidikan, kelas-kelas sosial, komflik sosial, akibat pertumbuhan penduduk, pelanggaran hukum, hingga program pembangunan negara.
Bentuk nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, diantaranya: penerapan pengetahuan sosiologi bagi pembuat keputusan; penerapan pengetahuan sosiologi dalam mengatasi masalah sosial, seperti: kemiskinan, kejahatan, peperangan, pelanggaran norma, kependudukan, lingkungan hidup, serta anak jalanan. 

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang dapat membantu penyempurnaan makalah ini kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. 
Huki Wila, Pengantar Sosiologi. Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Poerwardaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976.





[1]Ary Gunawan, Sosiologi Pendidikan,  (Jakarta: Rhineka Cipta, 2000), h. 3
[2]Poerwardaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 7
[3]Wila Huki, Pengantar Sosiologi, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 146 

Belum ada Komentar untuk "Makalah Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Adnow April 22

Adnow April 22

Iklan Bwah Artikel (Adnow)