Makalah; Optimalisasi Pembelajaran al-Qur'an Hadist pada Madrasah Ibtidaiyah
Optimalisasi Pembelajaran al-Qur'an Hadist pada Madrasah Ibtidaiyah
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I: PENDAHULUAN
A.Latar Belakang 1
B.Rumusan Masalah 2
BAB II: PEMBAHASAN
A.Pendekatan-pendekatan al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Ibtidaiyah 3
B.Sumber belajar dan Media Pembelajaran al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Ibtidaiyah 8
BAB III: PENUTUP
A.Kesimpulan 15
B.Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
KATA PENGANTAR
Bismillahi-Rahmanir-Rahim
Puji dan syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT, tuhan semesta alam. Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan ALLAH SWT Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa pula kami bersyukur atas tersusunya Makalah yang berjudul Pendekatan-Pendekatan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran al-Qur’an dan al-Hadis di MI. Tujuan saya menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agam Islam .
Selama penyusunan makalah ini, saya selaku penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari dosen pembimbing Bapak Riyo Asmin Syaifin S.Pd.I., M.Pd.I saya ucapkan kepada teman sekalian dan dosen terima kasih atas ikut terlibat dalam penulisan makalah baik secar tidak langsung maupun secara langsung, yang mana saya tidak bias sebutkan satu persatu.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti saat ini. Akhir kata saya mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya bagi mahasiswa dan juga semua pihak lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Seiring pesatnya perkembangan zaman terutama dalam bidang teknologi banyak peserta didik lupa akan al-Qur’an dan Hadis, berbagai upaya pendidik untuk memperkenalkan al-Qur’an dan Hadis sejak dini menjadi hal yang sangat penting. Pembelajaran al-Qur’an dan Hadis di arahkan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan peserta didik terhadap al-Qur’an dan Hadis, sehingga memperoleh pengetahuan mengenai keduanya dengan baik dan benar.
Pembelajaran al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Ibtidaiyah, menekankan proses kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang muslim terhadap kedua sumber ajaran tersebut. Di antaranya adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan mengamalkan al-Qur’an dan Hadis. Untuk dapat memenuhi target pembelajaran bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah tersebut, seorang guru tentunya harus mempersiapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materinya. Selain itu, seorang pendidik yang baik juga dituntut untuk mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajarannya dengan baik demi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Keberhasilan menanamkan nilai-nilai rohaniah (keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT) dalam diri peserta didik, terkait dengan satu faktor dari sistem pendidikan, yaitu metode pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan ilahinya, sebab dengan metode yang tepat, materi pelajaran akan dengan mudah dikuasai oleh peserta didik. Dalam pendidikan Islam perlu digunakan metode pendidikan yang dapat melakukan pendekatan menyeluruh terhadap manusia, meliputi dimensi jasmani dan rohani (lahiriyah dan bathiniyah), walaupun tidak ada satu jenis metode pendidikanyang paling sesuai mencapai tujuan dengan semua keadaan.
Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Bahkan sering disebut cara atau metode kadang lebih penting dari materi itu sendiri (Atthoriqotu ahammu minal maadah). Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan serta mencapai tujuan secara sistematis dan tepat.
B.Rumusan Masalah
1.Mengidentifikasi pendekatan-pendekatan al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Ibtidaiyah
2.Mengidentifikasi sumber belajar dan media pembelajaran al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Ibtidaiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pendekatan-Pendekatan Al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Ibtidaiyah
Secara garis besar terdapat dua pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, sebagaimana yang dikemukakan oleh Roy Killen (1998), pertama yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches), dalam pendekatan ini guru menjadi komponen yang paling menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Peran guru dalam pendekatan ini sangat dominan, guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama pendekatan ini adalah kemampuan akademik siswa.
Kedua adalah pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches), dalam pendekatan ini menekankan bahwa setiap siswa yang belajar memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu baik dalam hal minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman dan cara belajar. Selain itu, dalam pembelajaran al-Qur’an dan Hadis pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan adalah: pertama pendekatan tujuan. Pendekatan ini digunakan karena didasari oleh pemikiran bahwa setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus ditetapkan terlebih dahulu adalah tujuan yang hendak dicapai. Atas dasar itu, maka pembelajaran al-Qur’an dan Hadis menekankan pada penguasaan kaidah pendekatan lain yang perlu mendapatkan tindak lanjut, sebagaimana yang diutarakan oleh tolkhah (2004), adalah pertama, pendekatan psikologis manusia yang meliputi aspek rasional/intelektual, aspek emosional, dan aspek ingatan. Kedua, pendekatan sosial-cultural (sosicio-cultural approach). Suatu pendekatan yang melihat dimensi manusia tidak saja sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk social budaya yang memiliki berbagai potensi yang signifikan bagi pengembangan masyarakat, dan juga mampu mengembangkan sistem budaya dan kebudayaan yang berguna bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya. Firman
Terjemahnya: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Sedangkan Departemen Agama (2004) menyajikan beberapa pendekatan yang dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran al-Qur’an dan Hadis, yaitu:
dalam pembacaan dan penulisan al-Qur’an dan Hadis dalam bahasa arab. Lebih khusus lagi al-Qur’an memiliki ilmu tersendiri tentang kaidah membacanya yang disebut ilmu tajwid.
1.Pendekatan keimanan/spiritual.
2.Pendekatan pengalaman.
3.Pendekatan pembiasaan.
4.Pendekatan rasional.
5.Pendekatan emosional.
6.Pendekatan fungsional.
7.Pendekatan keteladanan.
Dari materi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa diperlukannya mempelajari pendekatan ini karna dari pendekatan tersebut siswa dapat mengetahui apa-apa saja yang dapat membuat siswa terkendala dalam mempelajari pelajaran al-Qur’an dan Hadis.
افلا ينظرور الي الابل كيف خاقت و الي السماء كيف ر فعت و الي الجبال كيف نصبت والي الارض كيف سطحت فذ كر انما انت مذكر.
Terjemahnya: Mengapa mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan? Langit bagaimana ia ditinggikan. Gunung-gunung bagaimana dia ditegakkan. Dan bumi bagaimana dia dihamparkan. Maka berilah peringatan! Karena sungguh kamu hanyalah orang yang memberi peringatan”.
Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, di antaranya:
a.Pendekatan individual
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau memindahkan salah satu dari anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam. Persoalan kesulitan belajar anak didik lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat kelompok diperlukan. Jadi pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual masing-masing.
b.Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok memang suatu saat diperlukan dan digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius yaitu makhluk yang cenderung untuk hidup bersama. Jadi pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap setia kawanan sosial. Misalnya anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal serta anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri.
c.Pendekatan emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memilik perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmani maupun perasaan rohaniah, perasaan estetis, etis, sosial dan perasaan harga diri. Jadi, pendekatan emosional adalah pendidikan yang dilakukan guru terhadap murid melalui rangsang verbal maupun non verbal serta melalui sentuhan-sentuhan emosi (perasaan).
d.Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual berlatar belakang bahwa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
e.Pendekatan kontruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.
f.Pendekatan inkuiri
Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksiat seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Ada tiga ciri pembelajaran inkuiri, yaitu pertama, strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis.
B.Sumber belajar dan Materi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Ibtidaiyah
1.Sumber Belajar
a.Definisi dan fungsi sumber belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar memiliki fungsi:
1)Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
a)Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan.
b)Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2)Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
a)Mengurangi control guru yang kaku dan tradisional dan.
b)Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3)Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
a)Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis dan.
b)Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4)Lebih memantapkan belajar secara seketika, yaitu:
a)Meningkatkan kemampuan sumber belajar.
b)Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5)Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
a)Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit.
b)Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6)Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus mengambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
b.Jenis dan kriteria sumber belajar
Secara garis besar, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu: pertama, sumber belajar yang dirancangkan (learning resources by design) dan kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization). Dari kedua macam sumber belajar tersebut, sumber-sumber belajar dapat berbentuk:
1)Pesan.
2)Orang.
3)Bahan.
4)Alat/perlengkapan.
5)Pendekatan/metode/teknik, tujuan , structural, ceramah, demonstrasi, pemecahan, masalah, simulasi, permainan, percakapan biasa, dan sejenisnya dan.
6)Lingkungan.
7)Peristiwa atau fakta yang sedang terjadi.
Sedangkan dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a)Ekonomis.
b)Praktis.
c)Mudah.
d)Fleksibel.
e)Sesuai dengan tujuan.
c.Lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, yang terdiri dari: pertama, lingkungan sosial dan kedua, lingkungan fisik (alam).
Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam pembelajaran al-Qur’an dan Hadis, lingkungan sosial menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran . misalnya dalam mewujudkan kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadis, seperti bagaimana berprilaku terhadap orang miskin, menekankan rasa persaudaraan dan sebagainya. Sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan alam.
Beberapa prinsip mendasar yang harus diperhatikan oleh guru ketika memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, yakni:
1)Perencanaan waktu yang tersedia.
2)Kesesuaian lingkup sasaran dalam interksi belajar mengajar dengan tujuan yang ingin dicapai.
3)Kelayakan lingkungan dijadikan sumber pembelajaran.
4)Kesesuaian lingkungan dengan strategi belajar mengajar yang telah ditetapkan.
5)Keselarasan lingkungan dengan hasil yang diharapkan serta kemungkinannya untuk dievaluasikan.
d. Prosedur merancang sumber belajar
Secara sistematik, prosedur merancang sumber belajar dapat mengikuti alur sebagai berikut:
1)Mempelajari kurikulum.
2)Menepatkan kompetensi siswa yang hendak dicapai.
3)Memilih dan menentukan materi yang akan disajikan.
4)Menentukan jenis dan sumber belajar.
5)Mengembangkan sumber belajar.
6)Mengevaluasikan sumber belajar.
2.Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan pengajaran al-Qur’an dan Hadis adalah kegiatan menyampaikan materi ilmu al-Qur’an dan Hadis didalam proses pendidikan. Jadi metode mengajarkan al-Qur’an dan Hadis adalah memberikan tuntunan tentang jalan yang harus ditempuh didalam kegiatan menyampaikan materi ilmu al-Qur’an dan Hadis kepada anak didik. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis al-Qur’an dan Hadis adalah:
a.Media buku teks yang berisi tentang huruf-huruf hijaiyyah, potongan kata, dan kalimat dalam ayat al-Qur’an dan Hadis.
b.Kertas karton yang berisi tulisan huruf-huruf hijaiyyah, serta cara menyambungkan beberapa huruf menjadi satu kalimat.
c.Media foto, gambar, dan poster mengenai huruf-huruf hijaiyyah dan kalimat ayat al-Qur’an dan Hadis.
d.Media film, televise, video yang berisi tentang materi pembelajaran menulis al-Qur’an dan Hadis.
Fungsi media pembelajaran terhadap kurikulum al-Qur’an dan Hadis agar terintegrasi dalam pembelajaran secara konperhensif di antaranya:
1)Fungsi psikomotoris
Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis.
2)Fungsi evaluasi
Fungsi ini dimaksudkan agar segala kegiatan pembelajaran al-Qur’an dan Hadis yang telah dilaksanakan dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran.
Dari materi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam media pembelajaran siswa dapat belajar bagaimana cara penulisan huruf-huruf dalam al-Qur’an dan Hadis dari keempat media di atas. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan keinginan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Fungsinya dapat mengubah kualitas belajar siswa menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Tidak hanya itupun perubahan kana peran guru ke arah yang positif dan produktif dan proses pembelajaranpun bias saja dilakukan dimana saja dan kapanpun yg dimaui.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Tujuan dan pendekatan pembelajaran al-Qur’an dan Hadis adalah agar murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan terampil melaksanakan isi kandungan al-Qur’an dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan sumber belajar dan media belajar adalah kedua komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dalam menunjang pembelajaran, dengan penyampaian komunikan yang bagus dan dapat dipahami serta diterima oleh peserta didik.
B.SARAN
Guru harus menguasai materi terlebih dahulu sebelum menyampaikan pelajaran dan dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran yang tepat. Karena sumber belajar dan media yang tepat adalah unsur penunjang dalam proses komunikasi, maka jenis bentuk dan fungsinya sangat ditentukan oleh jenis, bentuk, dan tujuan komunikasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto dan Suyono. belajar dan pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.
Departemen Agama. al-Qur’an terjemahannya.
Hamzah Uno.B. perencanaan pembelajaran. Cet. V, Jakarta: bumi aksara. 2009.
Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Panduan Praktis. Bandung: PT. Rosdakarya. 2011.
Ahsin Muhammad. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam. Bandung: Maestro. 2008.
Dje Zaenuddin, Mundzier Saputra. Pendidikan Agama Islam. Semarang: Karya Toha Putra. 2011.
Aryad Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.
Belum ada Komentar untuk "Makalah; Optimalisasi Pembelajaran al-Qur'an Hadist pada Madrasah Ibtidaiyah"
Posting Komentar