Makalah Tentang Konsep Dasar Pendidikan dan Pengajaran
Makalah Tentang Konsep Dasar Pendidikan dan Pengajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan telah berlangsung sejak awal
peradaban dan budaya manusia. Bentuk dan cara pendidikan itu telah mengalami
perubahan, sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan. Pada awal
peradaban, para orang tua bersama kelompoknya bertanggung jawab dalam mendidik
anak-anak mereka sehingga mencapai kedewasaan. Bila orang tuanya hidup denagan
bertani , maka anak anaknya pun diajar bertani melalui pengalaman langsung.
Demikian juga jika orangtuanya berdagang, maka anaknyapun diajar berdagang.
Pada masa itu belum ada program pendidikan yang
dilaksanakan di luar lingkungan keluarga atau kelompok oleh orang-orang di luar
keluarga/kelompok, atau pendidikan yang terstruktur.sampai pada dimana
pendidikan yang dilaksanakan dari telah berhasil mengembangbiakkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan
berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di manapun di dunia
ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai
tujuan pendidikan dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial kebudayaan
setiap masyarakat tertentu, termasuk di Indonesia.
Tujuan dapat tercapai dengan melakukan proses
pendidikan, yaitu kegiatan yang memobilisas setiap komponen pendidikan oleh
pendidik terarah kepada pencapaian tujuan. Yang menjadi tujuan utama
pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman
belajar yang optimal.
B. Permasalahan
Dari permasalahan di atas, maka permasalah yang
diangkat dalam makalah ini adalah :
1.
Apa konsep pendidikan yang sesungguhnya ?
2.
Apa konsep pengajaran ?
3.
Bagaimana hubungan antara pendidikan dan pengajaran dalam menciptakan
keberhasilan tujuan pendidikan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah
persentasi dan pembahasan ini adalah :
1.
Agar mahasiswa , memahami beberapa dasar teori
pendidikan dan konsep pendidikan.
2.
Agar mahasiswa , memahami beberapa dasar teori
pendidikan dan konsep pendidikan
3.
Agar setiap mahasiswa dapat mengaplikasikan
pengetahuannya tentang dasar teori pendidikan dan konsep pendidikan dalam
pemecahan masalah belajar dalam pendidikan dan tugasnya sehari hari.
4.
Memahami teknologi pembelajaran yang dapat
menciptakan proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
Pendidikan
Pendidikan bagi sebagian
orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,
sebaliknya bagi Jean Piaget ( 1896 ) pendidikan berarti menghasilkan, mencipta,
sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan
penciptaan yang lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam
arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umunya di sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal. Ilmu disebut juga pedagogik, yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ” Pedagogics ”. Pedagogics sendiri berasal
dari bahasa Yunani yaitu ” pais ” yang artinya anak, dan ”
again ” yang artinya membimbing. Pedagogik mempunyai dua arti yaitu :
(1) peraktek, cara sesorang mengajar; dan (2) ilmu pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran yang
disebut juga pendidikan.
Orang yang memberikan
bimbingan kepada aak disebut pembimbing atau ” pedagog”, dalam perkembangannya,
istilah pendidikan ( pedagogy ) berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan bertanggung jawab.
Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup ( lifelong
education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu
pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh
lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini
dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
1.
Pendidikan ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ( Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1991 ).
2.
Dalam pengertian yang
sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh
pengetahuan ( McLeod, 1989 ).
3.
Pendidikan ialah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup
serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ( Mudyahardjo, 2001:6 )
4.
Dalam pengertian yang agak
luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan ( Muhibinsyah, 2003:10 )
5.
Pendidikan berarti tahapan
kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan
untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,
kebiasaan, sikap, dan sebagainya ( Dictionary of Psychology, 1972 ).
6. Dalam arti luas pendidikan melipuyi semua perbuatan dan usaha dari generasi
tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan
ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat
memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan
adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya (Poerbakawatja dan Harahap, 1981
).
7.
Menurut John Dewey
pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik
menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau
perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.
8.
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
( UUSPN
B. Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari
kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi
kata mendidik, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara
dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya dalam kamus besar bahasa
indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran.
Berikut pengertian
pendidikan menurut tinjauan etimologis dan tinjauan terminologis :
1.
Tinjauan etimologis
Istilah asing yang biasa
dipakai unuk memaknai kata pendidikan adalah ; padagogie (bahasa yunani) dan
education (bahasa latin). Berikut penjelasan istilah tersebut
a.
Padegogie
Padegogie merupakan
rangkaian dari dua kata dari bahasa yunani : pias (anak) dan ago
(saya membimbing) dengan demikian padegogie berarti saya membimbing anak.
Pada zaman yunani kuno, anak golongan bangsawan biasanya diantar dan dijemput
ke sekolah oleh seorang pengasuh khusus yang disebut padagogos
b.
Education
Menurut khursyid ahmad,
istilah education berasal dari bahasa latin ; e, ex (out) artinya
keluar, dan ducere duc (mengatur, memimpin, menyerahkan).
Sehingga education memiliki arti : mengumpulkan dan menyampaikan informasi
(pelajaran) dan menyalurkan/menarik bakat keluar. Dalam praktik pendidikan,
kegiatan-kegiatan seperti mengatur, memimpin dan mengarahkan bakat anak
merupakan aktivitas utama.
2.
Tinjauan Terminologis
Dari sudut pandang
terminologis, pendapat para ahli pendidikan cukup beragam dalam memberikan arti
pendidikan.
a.
MJ. Langeveld
Pendidikan adalah
mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha
membimbing adalah usaha yang didasari dan dilaksanakan dengan sengaja antara
orang yang dewasa dengan anak yang belum dewasa.
b.
Hogeveld
Pendidikan adalah membantu
anak supaya dia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidup atas tanggung jawabnya
sendiri.
c.
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggot masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya
d.
Undang-Undang RI. Nomor 20
tahun 2003 tentang pendidikan nasional (pasal 1 ayat 1)
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara .
Dalam perspektif yang
luas, pendidikan diartikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang
sepanjang hidupnya (life long education), yang bisa terjadi secara
formal, nonformal, dan informal. Dengan demikian dalam arti luas pendidikan
tidak ada batas waktu dan tempat, kapan saja, dimana saja, disengaja atau
tidak.
Jadi pendidikan berarti
tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang
dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung
secara informal dan nonformal disamping secara formal disekolah, madrasah dan
institusi-institusi lainnya
Sebagai proses pembentukan
pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan
sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi melalui dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka
yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah
dewasa atas usaha sendiri.
Crow (dalam Supriyatno,
2001) mengatakan bahwa pendidikan diinterpretasikan dengan makna untuk
mempertahankan individu dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa bertambah
dan merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan diri agar berhasil serta
untuk memperluas, mengintensifkan ilmu pengetahuan dan memahami elemen-elemen
yang ada disekitarnya. Pendidikan juga mencakup segala perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman dan
belajar.
Pendidikan merupakan
pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan
yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sikapnya (Thompson, 1993).
Sedangkan Darnelawati (1994) berpendapat bahwa pendidikan formal adalah
pendidikan di sekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya
budi pekerti, pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil
dalam suatu bidang pekerjaan tertentu.
Sebagian orang memahami
arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu
membutuhkan pengajaran. Padahal mengajar pada umumnya diartikan secara sempit
dan formal sebagai kegiatan menyampaikan meteri pelajaran kepada siswa agar ia
menerima dan menguasai materi pelajaran tersebut, dengan kata lain siswa
tersebut memiliki ilmu pengetahuan.
Pendidikan bagi sebagian
orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,
sebaliknya bagi Jean Piaget ( 1896 ) pendidikan berarti menghasilkan, mencipta,
sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan
dengan penciptaan yang lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan
umunya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Orang yang memberikan
bimbingan kepada anak disebut pembimbing atau ” pedagog”, dalam
perkembangannya, istilah pendidikan ( pedagogy ) berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan
bertanggung jawab. Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan
seumur hidup ( lifelong education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai
mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada
pengaruh lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut
ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
1. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upayapengajaran dan
pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 ).
2. Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan ( McLeod, 1989 ).
3. Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (
Mudyahardjo, 2001:6 )
4. Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan ( Muhibinsyah, 2003:10 )
5. Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan ( seperti
sekolah dan madrasah ) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan
individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya (
Dictionary of Psychology, 1972 ).
6.
Dalam arti luas pendidikan melipuyi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua
untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan
ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat
memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan
adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan Harahap, 1981
).
7. Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya
intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat
manusia dan kepada sesamanya.
8. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengenalan diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ( UUSPN No. 20 Tahun 2003 ).
C. Hakekat dan Teori
Pendidikan
Mudyahardjo ( 2001:91 )
menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai
:
1. asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah
teori
2. definisi konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan makna
dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok pendidikan
adalah :
1. pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi
aktual dari individu yang belajar dab lingkungan belajarnya;
2. pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai
hal-hal yan baik atau norma-norma yang baik, dam
3.
pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa
serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang
belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Pendidikan dipandang dari
sudut keilmuan tertentu seperti :
a. Sosiologi memandang
pendidikan dari aspek sosial, yaitu mengartikan pendidikan sebagai usaha
pewarisan dari generasi ke generasi.
b. Antrophologi memandang
pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan budaya dari generasi ke
generasi.
c. Psikologi memandang
pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu mengartikan pendidikan
sebagai perkembangan kapasitas individu secar optimal. Psikologi menurut
Woodward dan Maquis ( 1955 : 3 ) adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau
tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya.
d. Ekonomi, yaitu
memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani ( human capital
) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
e. Politik yang melihat
pendidikan adalah proses menjadi warga negara yang diharapkan ( civilisasi )
sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh.
Pendidikan selalu dapat
dibedakan menjadi teori dan praktek, teori pendidikan adalah pengetahuan
tentang makna dan bagaimana soyogyanya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan
praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya. Teori
pendidikan disusun seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari
praktek pendidikan serta pada dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif memberi
makna bahwa pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada hakekatnya untuk
mencapai kesejahteraan bagi subjek didik.
D. Hubungan Pendidikan dengan Pengajaran
Pada dasarnya ”mengajar”
adalah membantu ( mencoba membantu ) seseorang untuk mempelajari sesuatu dan
apa yang dibutuhkan dalam belajar itu tidak ada kontribusinya terhadap
pendidikan orang yang belajar. Artinya mengajar pada hakekatnya suatu proses,
yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa
sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.Hal ini akan dapat terwujud
jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan melalui :
1. Bimbingan yaitu pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat dan penyuluhan
agar siswa mampu mengatasi, memecahkan dan menanggulangi masalahnya
sendiri.
2. Pengajaran yaitu bentuk
kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar
antara tenaga kependidikan dengan peserta didik.
3. Pelatihan yaitu sama
dengan pengajaran khususnya untuk mengembangkan keterampilan tertentu.
Menurut Langford (1978)
yang penting hubungan yang relevan bukanlah antara pengajaran dengan pendidikan
tetapi antara pengajaran sebagai suatu profesi dengan pendidikan.
E. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan
segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan
menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
F. Konsep dan Makna Belajar
1.
Konsep Belajar.
Belajar merupakan komponen
ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik
yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Untuk menangkap isi dan
pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada
ranah-ranah :
a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau
pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi.
b. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan
reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori
penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
c. Sikomotorik yaitu kemepuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri
dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
2. Belajar Menurut Pandangan Skiner.
Belajar menurut pandanag
B.F.Skiner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. Menurut Skiner dalam belajar ditemukan
hal-hal berikut :
a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar,
b. Respon si belajar,
c. Konsekwensi yang bersifat menggunakan respon tersebut,baik konsekwensinya
sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman.
Skinner membagi dua jenis respon dalam proses belajar yakni :
a. respondents response yaitu respon yang terjadi karena stimuli khusus,
perangsang-perangsang yang demikian ini mendahului respons yang ditimbulkannya.
b. operants conditioning dalam clasical
condotioning menggambarkan suatu situasi belajar dimana suatu respons
dibuat lebih kuat akibat reinforcement langsung yaitu respon yang
terjadi karena situasi random.
Menurut Skinner mengajar
itu pada hakekatnya adalah rangkaian dari penguatan yang terdiri dari suatu peristiwa
dimana prilaku terjadi, perilaku itu sendiri, dan akibat perilaku.
3.
Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne
Menurut Gagne (1970),
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas,
timbulnya kapabilitas disebab oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan
proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar terdiri dari tiga
komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dari
acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses
kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal,
keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Robert M. Gagne mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk suatu hirarki dari
paling sederhana sampai paling kompleks yakni :
a. belajar tanda-tanda atau isyarat (Signal Learning) yang menimbulkan
perasaan tertentu, mengambil sikap tertentu,yang dapat menimbulkan perasaan
sedih atau senang.
b. belajar hubungan stimulus-respons (Stimulus Response-Learning)dimana respon
bersifat spesifik, tidak umum dan kabur.
c. belajar menguasai rantai atau rangkaian hal (Chaining Learning)
mengandung asosiasi yang kebanyakan berkaitan dengan keterampilan motorik.
d. belajar hubungan verbal atau asosiasi verbal (Verbal Association)
bersifat asosiatif tingkat tinggi tetapi fungsi nalarlah yang menentukan.
e. belajar mebedakan atau diskriminasi (Discrimination Learning) yang
menghasilkan kemampuan membeda-bedakan berbagai gejala.
f. belajar konsep-konsep (Concept Learning) yaitu corak belajar yang
menentukan ciri-ciri yang khas yang ada dan memberikan sifat tertentu pula pada
berbagai objek.
g. belajar aturan atau hukum-hukum (Rule Learning) dengan cara
mengumpulkan sejumlah sifat kejadian yang kemudian dalam macam-macam aturan.
h. belajar memecahkan masalah (Problem Solving) menggunakan
aturan-aturan yang ada disertai proses analysis dan penyimpulan.
Inti dari pembelajaran
tersebut adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh
pendidik dan peserta didik yang menghasilkan suatu hasil belajar.
Ada tiga aspek
perkembangan intelektual yang diteliti oleh Jean Piaget yaitu :
a.
Struktur, yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan pisik, tindakan
mental, dan perkembangan berpikir logis anak.
b.
Isi, yaitu pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang
diberikannya terhadap berbagai masalah atau masalah yang dihadapinya.
c.
Fungsi, yaitu cara yanag digunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual.
Dari uraian diatas dapat
ditegaskan bahwa belajar dalam hal ini dapat mengandung makna sebagai perubahan
struktural yang saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses
menyusun kembali dan mengubah apa yang telah diketahui melalui belajar.
4.
Belajar Menurut
Pandangan Carl R. Rogers
Menurut pendapat Carl
R. Rogers (Ahli Psikoterapi) praktek pendidikan menitikberatkan pada
segi pengajaran, bukuan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh
peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.
Langkah-langkah dan
sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru menurut Rogers adalah
meliputi : guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar
secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak belajar, guru menggunakan
metode inquiri atau belajar menemukan (discovery learning), guru menggunakan
metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati
perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak sebagai
fasilitator belajar dan sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram agar
tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatifitas dalam belajar (Dimyati
dan Mudjiono, 1999:17).
Jadi dapat ditegaskan
belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk membimbing anak kearah kebebasan
dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat melakukan
pilihan tentang apa yang dilakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil
belajar. Kebebasan itu hanya dapat di pelajari dengan memberi anak didik
kebebasan sejak mulanya sejauh ia dapat memikulnya sendiri, hal ini dilakukan
dalam konteks belajar.
5. Belajar Menurut Pandangan Benjamin Bloom
Keseluruhan tujuan
pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut Benjamin Bloom (1956)
menjadi tiga kawasan (dominan) yaitu : domain kognitif mencakup kemampuan
intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas 6 macam kemampuan yang
disusun secara hirarki dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan penilaian;
domain afektif mencakup kemampuan-kemapuan emosional dalam mengalami dan
menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun
secara hirarki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai,
pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri; domain psikomotor yaitu
kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri
dari : gerakan repleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani,
gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.
Jadi dapat ditegaskan
bahwa belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat,
maupun sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
6.
Belajar Menurut Pandangan
Jerome S. Bruner
Menurut Bruner (1960)
dalam proses belajar dapat dibedakan dalam tiga fase yaitu : informasi,
transpormasi dan evaluasi.Bruner mengemukan empat tema pendidikan, tema pertama
mengemukan pentingnya arti struktur pengetahuan, tema kedua ialah tentang
kesiapan (readines) untuk belajar, tema ketiga menekankan nilai intuisi dalam
proses pendidikan, tema keempat ialah tentang motivasi atau keinginan untuk
belajar, dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi
itu.
Bruner menyimpulkan bahwa
pendidikan bukan sekedar persoalan teknik pengelolaan informasi, bahkan bukan
penerapan teori belajar dokelas atau menggunakan hasil ujian prestasi yang
berpusat pada mata pelajaran.
G. Teori Belajar
Secara garis besar dikenal
ada tiga rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori
disiplin mental, teori behaviorisme dan teori cognitive gestalt-filed.
1. Teori Disiplin Mental
Teori belajar ini
dikembangkan tanpa didasari eksperimen, ini berarti dasar orientasinya adalah
filosofis atau spekulatif, teori ini menganggap bahwa dalam belajar mental
siswa didisiplinkan atau dilatih. Teori yang berlawanan sekali dengan teori
disiplin mental ialah teori perkembangan alamiah. Menurut teori ini, anak itu
akan berkembang secara alamiah.
Teori yang berlawanan
dengan teori disiplin mental dan pengembangan alamiah adalah teori apersepsi,
yang merupakan suatu asosionisme mental yang dinamis, didasarkan pada premis
fundamental bahwa tidak ada gagasan bawaan sejak lahir, apapun yang diketahui
seseorang datang dari luar dirinya. Menurut teori apersepsi, belajar merupakan
suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan lama yang sudah
membentuk pikiran.
2. Teori Behaviorisme
Ada beberapa ciri dari
teori ini yaitu : mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, bersifat
mekanisme, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau
respon, dan menekankan kepentingan latihan. Tokoh yang mengembangkan teori ini
adalah Thorndike yang mengemukan tiga prinsip aatu hukum dalam belajar yaitu :
belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan
perbuatan tersebut, belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan ulangan,
dan belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang
baik.
Prinsip belajar menurut
teori behaviorisme yang dikemukan oleh Harley dan Davis (1978) yang banyak
dipakai adalah : proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut
terlibat secara aktif didalamnya, materi pelajaran diberikan dalam bentuk
unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan
suatu proses tertentu saja, tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara
langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respon yang
diberikan betul atau tidak, dan perlu diberikan penguatan setiap kali siswa
memberikan respon apakah bersifat positif atau negatif.
3. Teori Cognitive Gestalt-Filed
Teori Belajar Gestalt
meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatanya ia
menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid
belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.
Suatu konsep yang penting
dalam psikologis Gestalt adalah tentang insight yaitu pengamatan dan pemahaman
mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi
permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak
memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu
satu kesatuan yang utuh.
Menurut teori Gestalt
perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika, tetapi berlangsung berproses
kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas belajar itu akan menimbulkan
makna yang berarti. Sebab itu dalam proses belajar, makin lama akan timbul
suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran yang dipelajari,
manakala perhatian makin ditujukan kepada objek yang dipelajari itu telah
mengerti dan dapat apa yang dicari.
H. Makna dan Ciri Belajar
Menurut para ahli belajar
dapat diartikan sebagai proses orang memperoleh berbagai kecakaapn,
keterampilan dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Setiap perilaku belajar
ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain : belajar
menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus
menerus, belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat individual,
belajar merupakan kegiatan yang bertujuan kearah yang ingin dicapai, belajar
menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan selusuh tingkah laku secara
integral, belajar adalah proses interaksi dan belajar berlangsung dari yang
paling sederhana sampai pada yang kompleks.
I. Prinsip-Prinsip Belajar
Ada berbagai prinsip
belajar yang dikemukan oleh para ahli psikologi pendidikan terjadi dan diikuti
dengan keadaan memuaskan maka hubungan itu diperkuat, Spread of effect yaitu
emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama
pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru, law of exercice
yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan dan
penguasaan, dan law of primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan
pertama akan sulit digoyahkan.
Beberapa prinsip atau
kaidah dalam proses pembelajaran sebagai hasil eksperimen para ahli psikologi
yang berlaku secara yaitu : motivasi, pembentukan, kemajuan dan keberhasilan
proses belajar mengajar, feedback, response, trial and error , transfer dalam
belajar dapat bersifat positif atau negatif dan proses belajar yang bersifat
individual.
J. Pengertian Pengajaran
Pengajaran merupakan
aktivitas atau proses yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan atau
kemahiran yang tertentu. Meliputi perkara-perkara seperti aktivitas
perancangan, pengelolaan, penyampaian, bimbingan dan penilaian dengan tujuan
menyebarkan ilmu pengetahuan atau kemahiran kepada pelajar-pelajar dengan cara
yang berkesan.
Pendidikan identik dengan
pengajaran yang membedakan keduanya hanya masalah waktu. Istilah pengajaran
lebih dikenal dizaman dulu (pengertian lama).
Pengajaran merupakan pembinaan
terhadap anak didik yang hanya menyangkut segi kognitif dan psikomotor saja
yaitu agar anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berfikir kritis,
sistematis, objektif ,dan terampil dalam mengerjakan sesuatu. Tujuan pengajaran
lebih mudah ditentukan dari tujuan pendidikan.
Adapun menurut kamus besar
bahasa Indonesia (1991) berasal dari kata “ajar”, artinya petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Kata mengajar berarti
memberi pelajaran. Contoh : guru itu mengajar murid matematika, sedangkan kata
mengajarkan berarti memberikan pelajaran. Contoh : siapa yang mengajarkan
matematika kepada murid kelas IV? Berdasarkan arti-arti ini, kemudian kamus
besar bahasa Indonesia itu mengartikan pengajaran sebagai proses pembuatan, cara
mengajar atau mengajarkan.
Sedangkan istilah
pengajaran dalam bahasa inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata
instruction adalah kata instruct, artinya to direct to do something; to teach
to do something; to furnish with information, yakni memberi pengarahan agar
melakukan sesuatu, mengajar untuk melakukan sesuatu, memberi informasi. Istilah
pengajaran menurut Reber (1998) berarti : pendidikan atau proses perbuatan
mengajarkan pengetahuan.
Sementara itu Tardif
(1987) memberi arti pengajaran secara terperinci yaitu : A preplanned, goal
directed educational process designed to facilitate learning, yaitu pengajaran
adalah sebuah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan
untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan
antara lain.
Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang di inginkan.
Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang di inginkan.
Pendidikan diartikan sebagai suatu bimbingan
yang diberikan oleh orang dewasa, kepada anak untuk mencapai kedewasaanya.
Tujuan pendidikan merupakan suatu gambaran dari falsafah atau pandangan hidup
manusia, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam menentukan suatu tujuan.
Dalam ilmu pendidikan terdapat tiga pendekatan untuk mempelajarinya diantaranya
pendekatan religius, pendekatan filsafat, dan pendekatan ilmu. namun pendekatan
yang paling tepat dilakukan adalah pendekatan multidisplin secara terpadu.
Pendekatan secara falsafah, pendekatan secara ilmiah, pendekatan secara religi
bahkan mungkin pendekatan secara seni, kita laksanakan secara terpadu, tidak
berdiri masing – masing. Antara pendekatan yang satu dengan yang lain harus
memilki hubungan komplementer, saling melengkapi satu sama lainnya. Walaupun
kita telah memahami berbagai teori pendidikan, kita tidak boleh menganggap
bahwa kita telah memilki resep untuk menjalankan tugas dalam pendidikan. Karena
itulah setiap tindakan dalam pendidikan, tidak begitu saja dengan sendirinya
dapat menerapkan teori yang ada. Dalam praktiknya kita harus memperhatikan anak
itu sendiri, tergantung kepada kepribadian pendidik, situasi dan kondisi
lingkungan, tujuan yang akan kita capai.
Belajar dapat diperoleh dari siapa saja dan apa
saja, baik yang disengaja dirancang maupun yang diambil manfaatnya. Dalam
Proses pembelajaran , teknologi merupakan pengembangan, penerapan, penilaian
sistem , teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
belajar manusia.Semua itu dapat terwujud dengan adanya komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arcaro S. Jerome, 2005, Pendidikan
Berbasis Mutu, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Dimyati & Mudjiono, 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fajar A. Malik, 2005, Holistik
Pemikiran Pendidikan, Jakarta PT. Raja Grafindo
Goleman, Daniel, 2004, Emitional
Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ,
Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ngalim Purwanto, 2002, Psikologi Pendidikan,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminta, W.J.S. 1991, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka
Roesminingsih, MV. Prof. Dr. dan Drs. Lamijan
Hadi Susarno, 2012, Teori dan Praktek Pendidikan, Surabaya: Unesa
University Press.
Sanjaya Wina, 2006, Strategi
Pembelajaran, Kencana Jakarta, pranada Media, Jakarta.
Slameto, 1995. Belajar dan
Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. 1997. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Tabrani Rusyan, 2001, Pendekatan dalam
Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.