Makalah tentang filsafat Islam
Berikut adalah makalah yang membahas tentang filsafat Islam ;
B. Model Model Penelitian Filsafat Islam
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya telah menimbulka pro dan kontra. Sebagian mereka yang berpikiran maju yang ditandai dengan sifat terbuka, rasional, kritis obyektif, berorientasi ke depan, dinamis dan mau mengikuti zaman, tanpa meninggalkan prinsip atau ajaran dasar yang bersifat asasi dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran Filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegang teguh kepada doktrin ajaran al-Qur’an dan al-Hadist secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat, bahkan menolaknya karena takut dapat melemahkan iman.
Berbagai analisis tentang penyebab kurang di terimanya filsafaat dikalangan masyarakat islam indonesia pada umumnya adalah karna pengaruh pemikiran al-ghazali yang di anggapnya sebagai pembunuh pemikiran filsafat. Anggapan ini juga selanjutnya telah pula di bantah oleh pendapat lain yang mengatakn bahwa penyebabnya bukanlah al-ghozali, melainkan sebab-sebab yang lain yang belum jelas.
Barangkali kita sepakat bahwa dengan mengkaji metodologi penelitian filsafat yang dilakukan para ahli, kita ingin meraih kembali kejayaan Islam di Bidang Ilmu pengetahuan sebagaimana yang pernah dialami di Zaman klasik. Hal ini terasa lebih diperlukan pada saat bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman pada era globalisasi yang demikian berat. Untuk itu, pada bab ini kita akan mengkaji berbagai metode dan pendekatan yang digunakan para ahli dalam meneliti filsafat, dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian filsafat.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimakud dengan Filsafat Islam?
2. Apa saja model-model penelitian yang dilakukan para peneliti pada masa lalu ?.
C. Tujuan
- 1. Memenuhi salah satu tugas pada matakuliah MSI
- 2. Mengetahui pengertian filsafat dan model-model penelitian yang dilakukan peneliti untuk meneliti filsafat pada masa lalu.
- 3. Sebagai bahan yang akan kami diskusikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Islam.
Berikut pendapat para ahli mengenai pengertian filsafat islam :
1. Louis O. Kattsof
Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan Islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah.[1]
2. Omar Mohamad Attaumi
Filsafat berarti cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian pada nya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Filsafat berarti mencari hakekat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.[2]
3. Harun Nasution
Kata Islam berasal dari bahasa Arab aslama, yuslimu islaman yang berarti patuh, tunduk, berserah diri serta memohon selamat dan sentosa. Kata tersebut berasal dari salima yang berarti selamat, sentosa, aman dan damai. Islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW, sebagai Rosul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai berbagai aspek itu ialah al-Qur’an dan hadits.[3]
4. Musa Al-asy’ari
Merupakan medan pemikiran yang terus berkembang dan berubah. Dalam kaitan ini, diperlukan pendekatan histories terhadap filsafat Islam yang tidak hanya menekankan pada studi tokoh, tetapi yang lebih penting lagi adalah memahami proses dialektik pemikiran yang berkembang melalui kajian-kajian tematik atas persoalan-persoalan yang terjadi pada setiap zaman. Oleh karena itu, perlu dirumuskan prinsip-prinsip dasar filsafat Islam, agar dunia pemikiran Islam terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman.[4]
5. Amin Abdullah
Dalam hubungan ini ia mengatakan: “ meskipun saya tidak setuju untuk mengatakan bahwa filsafat Islam tidak lain dan tidak bukan adalah rumusan pemikiran Muslim yang ditempeli begitu saja dengan konsep filsafat Yunani, namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yang menghubungkan gerakan pemikiran filsafat Islam era kerajaan Abbasiyah dan dunia luar di wilayah Islam, tidak lain adalah proses panjang asimilasi dan akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan Yunani lewat karya-karya filosof Muslim, seperti Alkindi ( 185 H/801 M. – 260 H/ 873 M), Al-Farabi ( 258 H/ 870 M – 339 H/ 950 M), Ibn Miskawaih ( 320 H./ 923 M – 421 H./ 1030 M.) Ibn Sina ( 370 H/ 980 M. – 428 H/ 1037 M), Al-Ghazali (450 H/1058 M. -505 H/ 1111 M) dan Ibnu Rusyd ( 520H/ 1126 M- 595 H/1198 M). Filsafat profetik ( Kenabian), sebagai contoh, tidak dapat kita peroleh dari karya-karya Yunani. Filsafat kenabian adalah trade mark filsafat Islam. Juga karya-karya Ibn Bajjah ( wafat 553 H/ 1138 M), Ibn Tufail ( wafat 581 H. / 1185 M) adalah spesifik dan orisinal karya filosof Muslim.[5]
6. Damardjati Supadjar
Terdapat dua kemungkinan pemahaman konotatif :
a) Filsafat islam dalam arti filsafat tentang Islam yang dalam bahasa inggris kita kenal sebagai Philosophy of Islam. Dalam hal ini islam menjadi bahan telaah, objek material suatu studi dengan sudut pandang atau objek formalnya, yaitu filsafat. Jadi disini Islam menjadi genetivus objectivus.
b) Filsafat Islam dalam arti Islamic Philosophy, yaitu suatu filsafat yang islami. Di sini Islam menajdi genetivus subjektivus, artinya kebenaran Islam terbabar pada datarran kefilsafatan.[6]
7. Ahmad Fuad Al-Ahwani
Filsafat Islam ialah pembahasan meliputi berbagai soal alam semesta dan bermacam-macam masalah manusia atas dasar ajaran-ajaran keagamaan yang turun bersama lahirnya agama Islam.[7]
B. Model Model Penelitian Filsafat Islam
Berikut merupakan model-model penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli dengan tujuan untuk di jadikan bahan perbandingan bagi pengembangan perbandingan filsafat islam selanjutnya ;
1. Model M Amin Abdullah.
Menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan kajiannya dari bebagai sumber baik yang di tulis oleh tokoh yang di teliti (sumber primer) maupun sumber yang di tulis oleh orang lain mengenai tokoh yang di telitinya itu (sumber sekunder). Bahan tersebut selanjutnya di teliti ke ontetikannya secara seksama, di klasifikasika menurut variabel yang ingin di telitinya, dalam hal ini masalah etik; di bandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya; lalu di deskripsikan (di uraikan menurut logika berfikir tertentu) di analisis dan kemudian di simpulkan.
2. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakri dan Harun Nasution
Menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumbernya kajian pustaka. Metodenya deskriptis analitis, sedangkan pendekatannya historis dan tokoh. Yaitu bahwa apa yang disajikan berdasarkan data-data yang ditulis ulama terdahulu, sedangkan titik kajiannya adalah tokoh.
Penelitian serupa itu juga dilakukan oleh Majid Fakhry. Dalam bukunya berjudul A History of Islamic Philosophy dan diterjemahkan oleh Mulyadi Kartanegara menjadi Sejarah Filsafat Islam, majid Fakhri selain menyajikan hasil penelitiannya tentang ilmu kalam, Mistisisme daqn kecenderungan-kecenderungan modern dan kontemporer juga berbicara tentang filsafat.
Penelitiannya tersebut nampaknya menggunakan campuran. Yaitu selain menggunakan pendekatan historis juga menggunakan pendekatan kawasan, bahkan pendekatan substansi. Melalui pendekatan histories, ia mencoba meneliti latar belakang munculnya berbagai pemikiran filsafat dalam islam. Sedangkan dengan pendekatan kawawsan, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat yang dihasilkan dari berbagai tokoh tersebut.
Dalam pada itu Harun Nasution, juga melakukan penelitian filsafat deangan menggunkan pendekatan tokoh dan pendekatan histories. Bentuk penelitiannya deskriptif dengan menggunakan bahan-bahan bacaan baik yang ditulis oleh tokoh yang bersangkutan maupun penulis lain yang berbicara mengenai tokoh tersebut. Dengan demikian penelitiannya bersifat kualitatif.
3. Model Ahmad Fuad Al- Ahwani
Ahmad Fuad Al- Ahwani ntermasuk pemikir modern dari Mesir yang banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat Islam. Adapun metode penelitian yang ditempuh Ahmad Fuad Al- Ahwani adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatannya bersifat campuran, yaitu pendekatan histories, pendekatan kawasan dan tokoh. Melalui pendekatan histories, ia mencoba menjelaskan latar belakang timbulnya pemikiran filsafat dalam Islam. Sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh-tokoh filosof menurut tempat tinggal mereka, dan dengan pendekatan tokoh, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Islam adalah suatu ilmu yang mencakup ajaran Islam dalam membahas hakikat kebenaran segala sesuatu.
Ada beberapa Model penelitian filsafat Islam antara lain
- Model M. Amin Abdulla: Penelitian yang dilakukan termasuk kategori penelitian kualitatif berdasarkan sumber kepustakaan yang bercorak deskriptif analitis dan menggunakan pendekatan studi tokoh dan komparatif studi khususnya di bidang etika.
- Model Otto Horrassowitz , Majid Fakhry dan Harun Nasution: Penelitian yang dilakukan ketiganya termasuk penelitian kualitatif dan metodenya adalah deskriptis analitis. Akan tetapi pendekatan yang digunakan Otto H dan Harun Nasution adalah pendekatan historis dan tokoh sedangkan Majid Fakhry menggunakan pendekatan campuran antara historis, kawasan, dan pendekatan substansi.
- Model Ahmad fuad Al-Ahwani:Penelitian yang dilakukan termasuk kategori penelitian kualitatif berdasarkan sumber kepustakaan yang sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatannya bersifat campuran antara pendekatan historis, kawasan dan tokoh.
Berbagai hasil penelitian yang dilakuakan para ahli mengenal filsafat Islam tersebut memberi kesan kapada kita, bahwa pada umumnya penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan bacaan sebagai sumber rujukannya. Metode yang digunakan umumnya bersifat deskriptif analistis.
Sedangkan pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan histories, kawasan dan substansial. Penelitian tersebut belum berhasil mengangkat dasar pemikiran yang membentuk filsafat itu sendiri. Pengkaji filsafat biasanya terbiasa dengan diskusi dan perbincangan yang begitu mendalam tentang uraian-uraian dan kutipan filosof, hampir seolah-olah kutipan-kutipan filosof itu baru saja dihasilkan dan seolah-olah tidak mengalami kesulitan interprestasi yang melelahkan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mustofa,A. 2004. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia
Nata, Abuddin. 1998. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
[1] . Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat (terj) Soedjono Soemargono Dari Judul Asli Element Of Philosophy, (Yogyakarta : Bayu Indra Grafika, 1989), cet. Ke-6,hlm.1.
[2] . Omar Muhammad al-Thoumi al-syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979, cet.1.hlm. 25.
[3] .Harun Nasution, Islam Di Tinjau Dari Bebagai Aspek,(Jakarta: Universitas Indonesia,1979), cet. 1, hlm. 29
[4] Musa Al-As’ari, Filsafat Islam Suatu Tujuan Ontologis, (Yogyakarta : Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet. 1, hlm. 13.
[5] Amin abdullah, Aspek Epistimologis Filsafat Islam, (Yogyakarta : Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet.1 hlm. 32-33.
[6] Darmadjati Supadjar, Sosok Dan Persepektif Filsafat Islam Tinjauan Aksiologis, Dalam Ibid, Hlm.52-53.
[7] Ahmad Fuad Al-ahwani, Filsafat Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1985), cet. 1, hlm. 5.
[1] Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat (terj) Soedjono Soemargono Dari Judul Asli Element Of Philosophy, (Yogyakarta : Bayu Indra Grafika, 1989), cet. Ke-6,hlm.1.
[2] Omar Muhammad al-Thoumi al-syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979, cet.1.hlm. 25.
[3] Harun Nasution, Islam Di Tinjau Dari Bebagai Aspek,(Jakarta: Universitas Indonesia,1979), cet. 1, hlm. 29
[4] Musa Al-As’ari, Filsafat Islam Suatu Tujuan Ontologis, (Yogyakarta : Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet. 1, hlm. 13.
[5] Amin abdullah, Aspek Epistimologis Filsafat Islam, (Yogyakarta : Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet.1 hlm. 32-33.
[6] Darmadjati Supadjar, Sosok Dan Persepektif Filsafat Islam Tinjauan Aksiologis, Dalam Ibid, Hlm.52-53.
[7] Ahmad Fuad Al-ahwani, Filsafat Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1985), cet. 1, hlm. 5.