Makalah Pengaruh Sholat Terhadap Ketenangan Jiwa


PENGARUH SHOLAT TERHADAP KETENANGAN JIWA



Disusun untuk pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Agama jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah Wal Irsyad
Mangkoso Angkatan tahun 2016

Oleh:
---------------------

SEMESTER III TARBIYAH

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL IRSYAD
MANGKOSO KABUPATEN BARRU

KATA PENGANTAR

 Segala puji hanya milik Allah SWT Sang penentu segalanya, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, salam dan salawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW juga kepada umat beliau yang tetap istiqamah bersamanya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Makalah ini berjudul Pengaruh Sholat Terhadap Ketenangan JiwaPenulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, senantiasa kami harapkan dari semua pihak sebagai bahan masukan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak “Riyo Asmin Syaifin, S.Pd.I., M.Pd.I” telah memberi tugas dan membimbing kami dalam Mata Kuliah Psikologi Agama, dan segenap rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami berharap, makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua amin.
Mangkoso, 30 Agustus 2017
 Penulis


I.     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sholat merupakan aktivitas ibadah utama yang menjadi salah satu rukun dalam agama Islam. Hal ini menjadi kewajiban yang tidak  ditoleran dalam hal tidak melaksanakanya dalam lima waktu sehari. Shalat merupakan ibadah khusus yang dilakukan seorang hamba kepada pencipta-Nya sebagai wujud keimanan da ketakwan. Allah Swt dengan kasih sayang-Nya memberikan sarana kepada hamba-Nya untuk selalu berkomunikasi dengan menyembah-Nya dalam bentuk ibadah dzikir yang lengkap yaitu zikir ucapan, baik tahmid, tasbih, tahlil  dan gerakan tubuh yang tergabung dalam satu paket ibadah yaitu sholat. Suatu perintah yang diwajibkan oleh Tuhan terhadab hambanya tentu memiliki alasan mengapa hal tersebut menjadi suatu kewajiaban dan hal-hal apa saja yang menjadi hikmah di dalamnya dan bagaimana seorang hamba mampu memetik hikmah ataupun manfaat yang laur biasa dari ibadah sholat, baik sebelum, ketika, dan setelah melaksanaknnya.[1]
Seiring dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyuk dalam sholat menjadi suatu yang amat sulit dicapai padahal shalat adalah induknya seluruh ibadah, yang mana ia baik maka baik pula ibadah-ibadah lainnya. Namun bila ia rusak karena tidak khusyuk umpamanya, maka ibadah-ibadah lainnya akan terpengaruh. Dengan sholat khusyuk seseorang yang sholat dapat menyatukan antara kebersihan lahiriyah dan batiniyah. Khusyuk memiliki kedudukan yang sangat besar. Ia sangat cepat hilangnya, dan jarang sekali didapatkan. Terlebih lagi pada jaman kita sekarang ini, diantara orang-orang yang salat menggerakkan lisannya dengan ucapan, menundukkan punggung mereka untuk rukuk, turun ke bumi untuk sujud, akan tetapi, hati mereka tidak bergerak ke arah Allah sang pencipta yang maha tinggi. Mereka menampakkan ketundukan sedangkan hatinya lari menjauh. Mereka membaca al-Qur’an akan tetapi tidak meresapinya. Mereka bertasbih akan tetapi tidak memahaminya. Mereka berdiri dihadapan Allah akan tetapi ingatan dan pandanannya ke arah pekerjaan mereka, akan tetapi harus ada usaha dalam diri untuk menghadirkan hati dalam salat guna menghasilkan kekhusyukan yang sebenarnya.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana defenisi salat?
2.    Ada berapa golongan orang-orang yang salat?
3.    Bagaimana pengaruh salat  terhadap ketenangan jiwa ?


II.   PEMBAHASAN
A.  Pengertian Salat
Sholat secara etimologi berarti memohon doa dengan baik, yaitu permohonan keselamatan , kesejahteraan dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat kepada Allah SWT. Permohonan dalam salat tidak sama dengan permohonan di luar, sebab di dalam salat telah diatur dengan tata cara yang baku, yang tidak boleh dikurangi atau ditambah. Menurut istilah, sholat adalah salah satu perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam beserta mengerjakan syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
Dalam sholat bukan hanya sekedar mengerjakan rukun-rukun maupun syarat-syarat yang terpenuhi dalamnya. Dalam salat perlu namanya ketenangan dalam artian khusyuk dalam hal pelaksanaanya.
Khusyuk memiliki pengertian sebagai perasaan di dalam jiwa yang nampak dari anggota badan, berupa ketenangan dan ketawadhuan, sebagai buah dari kokohnya keyakinan di dalam hati terhadap pertemuan dengan Allah swt.
Khusyuk dalam salat juga bermakna hadirnya pikiran dalam perkataan dan perbuatan orang yang sedang melaksanakan salat, mengetahui hakikat zat yang ada di hadapannya dan dengan siapa ia bermunajat, yang dapat menjadikan hatinya merendah dan tunduk sebagai pengakuan dari hal tersebut, lebih dari pada itu anggota badannya berada pada posisi tuma’ninah dan tenang. Dikatakan pula bahwa khusyuk adalah kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan hati. Jika hati mempunyai rasa takut, niscaya seluruh badan akan ikut menjadi khusyuk. Oleh karena itu ada riwayat shahih mengatakan bahwa :
خشع لك سمعي وبصري ومخي  وعظامي وعصبي وما استقلت به قدمي لله رب العالمين
Artinya:
pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, dan auat syarafku khusyuk kepada-Mu, serta langkah kakiku semata-mata untuk Allah Swt, Rab semesta Alam.”
Jadi, sholat adalah sebuah hubungan antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Di dalam salat, segala kesibukan hidup seorang hamba terputus, dan seluruh keadaanya tertuju pada Rabb-nya. Tapi manusia masi sangat beragan dalam menjalangkan hubungan ini dalam salat.
Jika anda mengingkan hal tersebut dalam artian mencapai khusyuk dalam shalatnya maka harus memperhatikan beberapa hal-hal sebagai berikut:[2]
1.    Hilangkan seluruh rintangan-rintangan yang menghalangi diri anda dalam mendapatkan kenikmatan dalam shalat, yaitu dengan sseluruh perkara yang wajib diperhatiakan sebelum memasuki shalat.
2.    Perkara-perkara yang dapat membantu anda dalam mendapat kekhusyukan sebelum masuk kedalam sholat dalam artian memperhatikan kebersihan badan, pakaian dan tempat shalat.
3.    Memperhatikan perkara yang perlu dikerjakan dalam mendapatkan kekhusyukan dalam artian harus menjaga konsentrasi.
Diantara mereka ada yang sholatnya dapat  menambah kedekatan dengan Allah SWT. dan diantara mereka ada yang sholatnya tidak memberi pengaruh yang nyata bagi dirinya. Bahkan, ia mengerjakan gerakan, tasbih tanpa konsentrasi serta tidak menghadirkan hati dalam setiap ucapannya.
Adapun salat yang dikehendaki Islam, Tidak hanya berupa perkataan yang diucapkan lisan dengan gerakan yang dilakukan anggota badan tanpa pentadaburan dengan pikiran dan kekhusyukan hati.
Menurut Al-Qurtubi, para ulama berbeda pendapat tentang hukum khusyuk dalam shalat, apakah termasuk fardhu sholat atau termasuk keutamaan dan pelengkap dari shalat? Dari dua pendapat yang ini yang shahih adalah pendapat yang pertama dan tempatnya adalah dalam hati.
Firman Allah SWT dalam Q.S al-Baqarah/2:45.
(#qãZŠÏètFó$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ
Terjemahnya:
“Dan minta tolonglah (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat, karena sesungguhnya shalat sangat berat dikerjakan kecuali orang-orang yang khusyuk.”

Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung celaan terhadap orang-orang yang tidak khusyuk salaatnya. Sementara, celaan tidak terjadi kecuali ditinggalkannya perkara wajib atau karena dilakukannya perkara yang haram. Jika mereka yang tidak khusyuk di dalam salat mendapat celaan, hal tersebut menunjukkan wajibnya khusyuk dalam salat. Dalam Al-Fatwa (XX/554), Ibnu Taimiyah juga menjelaskan bahwa ayat yang menunjukkan wajibnya khusyuk di dalam salat,


Sebagaimana firman Allah SWT  dalam surah Al-Mu’minun/40:1-2.
ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEŸx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ
Terjemahnya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya.”
Maknanya, selain orang yang khusyuk, tiada ada yang pantas mewarisi surga, namun dalam hal ini masih dalam penafsiran yang sempit. Hal ini ditunjukkan adanya krakteristik khusyuk. Seandainya khusyuk dalam sholat itu sunnah, surga fidaus juga akan diwariskan kepada orang-orang yang tidak khusyuk. Sebab, surga itu didapatkan dengan cara mengerjakan perkara-perkara yang wajib secara istiqamah. Oleh karena itu dalam pendapat Ibnu Taimiyah tidak disebutkan dalam krakteristik ini kecuali sesuatu yang wajib.
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Samurah yang berkata, “ketika Rasulullah Saw. masuk ke dalam masjid, dan di dalamnya ada seseorag yang sedang sholat dengan mengarah pandangannya ke langit, lalu beliau bersabda: ‘Hendaklah berhenti orang-orang yang mengarahkan pandangannya kelangit, atau pandangan mereka tidak akan kembali kepada mereka.”
Menurut Abu Hamid Al-Ghazali dalam Al-Ihya’ (1/165), yaitu penjelasan tentang sholat khusyuk dan hadirnya dalam hati, yang berpendapat ada beberapa dalil yang mewajibkan khusyuk dalam sholat, di antaranya firman Allah SWT QS. Thaha/20: 14.
ÉOÏ%r&ur... no4qn=¢Á9$# ü̍ò2Ï%Î! ÇÊÍÈ
Terjemahnya:
Dirikanlah sholat untuk mengingatku.
Lahirnya, perintah dalam ayat ini menunjukkan hukum wajib, karean diawali dengan kata perintah untuk memfokuskan ingatan kepada Allah SWT. dalam shalat, karena subtansi utama dari mendirikan sholat adalah menghadirkan hati.
Menurut Ibnu Qayyim, shalat itu laksana hamba sahaya perempuan yang dihadiahkan kepada sang raja, apa pendapat anda, jika sang raja dihadiahi hamba[3] sahaya perempuan yang lumpuh, bermata julung, bahkan buta dan hal-hal buruk lainnya secara fisik. Lantas bagaimana dengan shalat yang dihadiahkan  dan dipersembahkan kepada Allah SWT. oleh seorang hamba. Allah SWT. maha baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik pula. Bukan termasuk perbuatan baik shalat yang tidak ada ruhnya dalam artian khusyuknya.
B.  Golongan Orang yang Melaksanakan Salat
Menurut syekh Ibnu Muflih al-Maqdisi ternyata ada lima pembagian golongan  orang yang melaksanakan salat. Golongan tersebut berdasarkan kualitas iman dan takwa seorang muslim.
1.    Golongan orang yang lalai dalam salat.
Golongan yang pertama adalah mereka yang lalai dalam salatnya. Yakni mereka yang melaksanakan salat akan tetapi tidak sempurna. Bentuknya ialah orang yang tidakmenyempurnakan wudhunya, tidak memelihara waktu, dan tidak menyempurnakan rukun-rukun salat. Oaring-orang yang seperti ini termasu rugi dan sia-sia dalam salatnya.
2.    Golongan orang yang memelihara salat namun masih terpengaruh bisikan syetan
Golongan ini lebih tinggi dibandingkan golongan yang pertama. Memelihara salatnya seperti wudhu, waktu, dan rukun salatnya, akan  tetapi semua itu tidak memberikan arti apa-apa dalam salatnya. Sebab ia dipengaruhi oleh gangguan-gangguan syetan sehingga ia melaksanakan salat dengan gangguan dan pikiran tersebut.
3.    Golongan orang yang menjaga waktu shalat, batasan, rukun dan menyempurnakan wudhu
Golongan yang ketiga ditempati oleh mereka yang menjaga waktu salat, batasan, rukun serta menyempurnakan wudhunya. Orang-orang yang termasuk kedalam golongan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dalam mengerjakan salat, meerka juga bersungguh-sungguh dalam memerangi setiap bisikan syetan yang hadir dalam salatnya.
4.    Golongan orang yang berhak memperoleh pahala
Golongan selanjutnya ditempati oleh mereka yang benar-benar berkonsentrasi dalam menegakkan, menyempurnakan dan melengkapi salat. Golongan ini menyerahkan seluruh hatinya hanya untuk salat dan beribadah kepada Allah SWT.
Mereka tidak hanya menyempurnakan wudhu, perhatian dan menjaga waktu shalat serta menyempurnakan semua rukun-rukunya saja akan tetapi hati mereka juga sibuk mengingat Allah SWT. Untuk siapapun yang berhasil menempatkan diri mereka ke dalam golongan ini, ia akan mendapatkan pahala. Hal ini Sesuai dengan tutur Syekh Ibnu Muflih.
5.    Golongan orang yang diberi penghargaan oleh Allah
Golongan terakhir ditempati oleh sekumpulan orang yang terpilih. Golongan ini merupakan tingkatan tertinggi, Allah SWT memberikan penghargaan kepada mereka dengan di dekatkan kepada-Nya. Orang yang termasuk di dalam golongan ini tidak hanya menyempurnakan wudhu, menyempurnakan rukun-rukun salat saja. Akan tetapi, hati mereka juga senantiasa sibuk dengan Allah SWT dan mereka gembira karena-Nya.
C.  Manfaat Salat Terhadap Ketenangan Jiwa
Dalam hal ini salat bukan hanya semata-mata perintah yang diwajibkan oleh Allah SWT. akan tetapi salat memiliki begitu banyak manfaat di dalamnya, salat yang dapat memeberikan manfaat tentulah salat yang dilaksanakan  denagan ketenangan, serta mampu menghadirkan hati terhadap Allah SWT. yakni salat khusyuk.
Mungkin ada orang yang bertanya, “Mengapa Harus Khsyuk  dalam shalat?” tentu Allah SWT. memerinathkan hal ini memiliki hikmah yang luar biasa bagi ketenagna jiwa seorang hamba yang beriman. Seorang hamba akan merasa dalam keadaan yang tentram karena dalam sholat yang khsyuk  seorang hamba dengan Rabb melakukan komunikasi langsung dan menyadari bahwa Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta dan menundukkanya untuk manusia serta telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kita, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Jika demikian, mengapa kita tidak berlaku khusyuk, yang dapat mengubah pola tingka laku seseorang menjadi merendah diri sembari bersyukur kepad-Nya.
Sebagai orang yang beriman, jiwa seorang muslim selalu dipengaruhi oleh gangguan syetan yang selalu saja mengganggu ketenagan, dengan berusaha menjerumuskan kedalam hal-hal yang buruk,  ketika seorang hamba berdiri dalam shalatnya, setan merasa diperdaya, karean hamba tersebut sedang berdiri pada suatu kedu+dukan yang agung, yang lebih dekat dengan-Nya dan pada kedudukan yang sangat dimurkai setan. Maka, setan pun berupaya keras agar hamba tersebut[4] tidak berdiri di atas kedudukan  tersebut. Dalam hal ini setan terus berusaha mengganggu jiwa seorang hamba dengan memasuki angan-angan dan membuat seorang menjadi lupa. Setan menggangu dengan berbagai cara sehingga perkara sholat menjadi remeh di dalam hatinya. Ketika hamba meremehkan salat, jiwa seorang hamba akan mulai goyah bahkan pada akhirnya akan meninggalkan salat.
Jika setan tidak behasil, sementara seorang hamba terus menolak godaanya dan tetap focus pada shalatnya setan akan meneruskan sampai mengganggu sampai kepada hatinya, akan tetapi jika khusyuk terus dihadirkan setan akan menjauh dari orang yang shalat tersebut.
Seorang yang khusuk dalam shlatnya akan mempengaruhi kemampuan konsentrasi dalam menjalani aktivitas kesehariannya, hal ini dikarenakan dalam shalat seorang berusha memfokuskan fikiran atau menghadirkan akal dalam mencapai tingkatan khusyuk yang sebenarnya. Salat juga merupkan salah satu ibadah yang membutuhkan kondisi akal yang sehat. Karena itu dalam kitab pokok kita dijelaskan bahwa dilarang mendekati sholat dalam keadaan mabuk.
Dalam mencapai tingkat khusyuk seorang akan dilatih dalam hal menjaga pandangan, karena pandangan berpengaruh besar bagi hadirnya akal atu pikiran dan hati. Sehinnga dengan terlatihnya seseorang untuk khusyuk akan membentuk krakter yang menempatkan pandangan matanya ke dalam hal-hal yang positif. Bukan hanya mampu menjaga pandangan seorang yang khusyuk dalam sholatnya juga akan mampu menjaga pendengaranya, tidak diragukan lagi, bahwa pendengaran adalah jalan yang berhubungan untuk menghadirkan akal dan hati pada tujuan yang sebenarnya.
Seseorang yang khusyuk dalam salatnya terlatih jiwanya untuk selalu membudayakan hidup bersih baik batiniyah maupun ruhaniyah, hal ini dikarenakan baahwa seorang dapat mencapai khusyuk ketika pakaian yang dia gunakan tidak menimbulkan bau atau kotor, begitu pula dengan tempat sholatnya harus dalam keadaan bersih dalam artian temasuk menjaga kebersihan batiniyah dismaping itu orang yang shalat sebenarnya dilatih dalam hal menjaga dirinya dari hal-hal makananyang haram krena hal ini sangat merusak dalam membentuk ketenangan jiwa seseorang.
Dalam hal gerakan sholat seseorang hamba dapat merasakan manfaat dari gerakan yang telah disyariatkan memiliki pengaruh yang sehat bagi tubuh, dimulai dari membaca takbir. Ketika memulai berdiri untuk sholat, tubuh terasa ringan karena berat tubuh tertumpu pada kedua kaki. Otot-otot punggung sebelah bawah dalam keadaan kendur. Pusat otak, atas dan baa menyatu membentuk kesatuan tujuan.[5]
Rukuk merupakan salah satu metode menguatkan otot-otot pada persendian kaki yang dapat meringankan tegangan pada lutut jika dikerjakan secara teratur. Ketika rukuk, seorang meregangkan otot punggung sebelah bawah, otot paha dan otot betis secara penuh, tekanan akan terjadi pada otot lambung, perut dan ginjal. Darah akan terpompa keatas tubuh.
Ketika melakukan qauna dalam artian bangun dari rukuk, postur tubuh akan kembali tegak sehingga memberikan tekanan pada aliran darah. Posisi duduk dalam sholat juga memiliki efek bagi kesehatan, posisi ini dapat memacu gerak pristaltik pada usus besar. Postur ini membantu pencernaan menggerakkan isi perut ke arah bawah, tubuh akan merasakan relaksasi. Begitupula dengan duduk akhir dapat merangsang otot-otot syaraf pada pangkal paha sehingga dapat mengurang rasa nyeri.
Praktik sujud merupakan metode yang dapat membawa kedamaian, keselarasan, ketenangan dan kebahagian, hal ini manusia juga banyak terpapar dengan gelombang elektrostatik dalam atmosfer, dengan sujud akan memacu membang kelebihan gelombang ini, sehinngga rasa tenang, dan mood menjadi baik.
Sehingga ketika seseorang terfokus dalam salat, memaknai dari setiap gerakan yang dilakukannya akan  mempengaruhi ketenagan jiwa seseorang .

III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Salat adalah ibadah yang diwajibkan oleh Allah, dimana perintah tersebut langsung diterima oleh nabi Muhammad Saw, ketika beliau menjalankan Isro’ dan mi’raj. Dalam hal waktu pengerjaanya lima kali sehari semalam yang memiliki banyak keutamaan diantaranya, sebagai tiang agama, amalan pertama kali dihisab, sebagai media komunikasi antara hamba dan Allah SWT.
2.    Dalam hal pelaksanaan salat terbagi atas beberapa golongan, golongan yang lalai salat, golongan orang yang memelihara salat namun masih terpengaruh bisikan setan, golongan orang yang menjaga waktu salat, batasan, rukun dan menyempunakan wudhu, golongan orang yang berhak mendapatkan pahala, dan golongan orang yang diberi penghargaan oleh Allah SWT.
3.    Sholat khusyuk memiliki kekuatan dalam hal mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang baik berinteraksi secara vertikal maupun interaksi secara horisontal, salat juga memiliki kekuatan terapi dalam hal kesehatan bagi jiwa, dan organ tubuh lainnya.
4.    Khusyuk dalam sholat merupakan hal yang penting dalam pengerjaan ibadah salat, yang mengantarkan seoranghamba kepada ketenangan, dan ketawadhuan, sebagai buah dan keyakinan kokoh dala hati terhdap pertemuan dengan Allah Swt.
B.     Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaiakan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami hanya sebatas manusia yang tidak luput dari salah dan khilaf

DAFTAR  PUSTAKA
Abu ahmad Syaikh Nada. Seni Sholat Khusyuk. Solo: Aqwam Jembatan Ilmu, 2008.
Ahnan Maftuh. Contoh Sifat-Sifat Sholat Rasulullah Saw. Surabya: PT. Terbit Teran, 1999.
Aliah Hasan. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta: PT Grafido Persada, 2008.
Ilahi Fadhl. Kenapa Harus Sholat Berjamaah ?. Solo: Aqwam Jembatan Ilmu, 2008.
Nurhalim Asep. Buku Lengkap Panduan Sholat. Bogor, Jawa Barat: Belanoor, 2010.



[1]  Asep Nurhalim,  Buku Lengkap Panduan Sholat (Cet. I; Surabaya:  2010), h. 70.
[2] Ahnan Maftuh. Contoh Sifat-Sifat Sholat Rasulullah Saw (Surabya: PT. Terbit Terang, 1999), h. 34.

[3] Aliah Hasan. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami (Jakarta: PT Grafido Persada, 2008), h. 23.
[4]  Nurhalim Asep. Buku Lengkap Panduan Sholat. (Bogor, Jawa Barat: Belanoor, 2010), h. 23.

[5]  Ilahi Fadhl. Kenapa Harus Sholat Berjamaah ?. (Solo: Aqwam Jembatan Ilmu, 2008), h. 32.

Iklan Atas Artikel

Adnow April 22

Adnow April 22

Iklan Bwah Artikel (Adnow)