Makalah Pengaruh Sholat Terhadap Ketenangan Jiwa
PENGARUH SHOLAT TERHADAP KETENANGAN JIWA
Disusun untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Psikologi Agama jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah Wal
Irsyad
Mangkoso Angkatan tahun 2016
Oleh:
---------------------
SEMESTER III TARBIYAH
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL
IRSYAD
MANGKOSO KABUPATEN BARRU
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik
Allah SWT Sang penentu segalanya, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, salam dan salawat senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW juga kepada umat beliau yang tetap
istiqamah bersamanya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas
kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Makalah ini berjudul “Pengaruh Sholat Terhadap Ketenangan Jiwa” Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun, senantiasa kami harapkan dari semua pihak
sebagai bahan masukan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak “Riyo
Asmin Syaifin, S.Pd.I., M.Pd.I” telah memberi tugas dan membimbing kami dalam
Mata Kuliah Psikologi Agama, dan segenap rekan-rekan yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami
berharap, makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua amin.
Mangkoso, 30 Agustus 2017
Penulis
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sholat merupakan aktivitas ibadah utama yang menjadi salah
satu rukun dalam agama Islam. Hal ini menjadi kewajiban yang tidak ditoleran dalam hal tidak melaksanakanya dalam
lima waktu sehari. Shalat merupakan ibadah khusus yang dilakukan seorang hamba
kepada pencipta-Nya sebagai wujud keimanan da ketakwan. Allah Swt dengan kasih
sayang-Nya memberikan sarana kepada hamba-Nya untuk selalu berkomunikasi dengan
menyembah-Nya dalam bentuk ibadah dzikir yang lengkap yaitu zikir ucapan, baik
tahmid, tasbih, tahlil dan gerakan tubuh
yang tergabung dalam satu paket ibadah yaitu sholat. Suatu perintah yang
diwajibkan oleh Tuhan terhadab hambanya tentu memiliki alasan mengapa hal
tersebut menjadi suatu kewajiaban dan hal-hal apa saja yang menjadi hikmah di
dalamnya dan bagaimana seorang hamba mampu memetik hikmah ataupun manfaat yang
laur biasa dari ibadah sholat, baik sebelum, ketika, dan setelah
melaksanaknnya.[1]
Seiring dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyuk dalam
sholat menjadi suatu yang amat sulit dicapai padahal shalat adalah induknya
seluruh ibadah, yang mana ia baik maka baik pula ibadah-ibadah lainnya. Namun
bila ia rusak karena tidak khusyuk umpamanya, maka ibadah-ibadah lainnya akan
terpengaruh. Dengan sholat khusyuk seseorang yang sholat dapat menyatukan
antara kebersihan lahiriyah dan batiniyah. Khusyuk memiliki kedudukan yang
sangat besar. Ia sangat cepat hilangnya, dan jarang sekali didapatkan. Terlebih
lagi pada jaman kita sekarang ini, diantara orang-orang yang salat menggerakkan
lisannya dengan ucapan, menundukkan punggung mereka untuk rukuk, turun ke bumi
untuk sujud, akan tetapi, hati mereka tidak bergerak ke arah Allah sang
pencipta yang maha tinggi. Mereka menampakkan ketundukan sedangkan hatinya lari
menjauh. Mereka membaca al-Qur’an akan tetapi tidak meresapinya. Mereka
bertasbih akan tetapi tidak memahaminya. Mereka berdiri dihadapan Allah akan
tetapi ingatan dan pandanannya ke arah pekerjaan mereka, akan tetapi harus ada
usaha dalam diri untuk menghadirkan hati dalam salat guna menghasilkan
kekhusyukan yang sebenarnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana defenisi salat?
2. Ada berapa golongan orang-orang yang salat?
3. Bagaimana pengaruh salat terhadap ketenangan jiwa ?
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Salat
Sholat secara etimologi berarti memohon doa dengan baik, yaitu permohonan
keselamatan , kesejahteraan dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat kepada
Allah SWT. Permohonan dalam salat tidak sama dengan permohonan di luar, sebab
di dalam salat telah diatur dengan tata cara yang baku, yang tidak boleh
dikurangi atau ditambah. Menurut istilah, sholat adalah salah satu perbuatan
yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam beserta mengerjakan
syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
Dalam
sholat bukan hanya sekedar mengerjakan rukun-rukun maupun syarat-syarat yang
terpenuhi dalamnya. Dalam salat perlu namanya ketenangan dalam artian khusyuk
dalam hal pelaksanaanya.
Khusyuk memiliki pengertian sebagai perasaan di dalam
jiwa yang nampak dari anggota badan, berupa ketenangan dan ketawadhuan, sebagai
buah dari kokohnya keyakinan di dalam hati terhadap pertemuan dengan Allah swt.
Khusyuk dalam salat juga bermakna hadirnya pikiran dalam
perkataan dan perbuatan orang yang sedang melaksanakan salat, mengetahui
hakikat zat yang ada di hadapannya dan dengan siapa ia bermunajat, yang dapat
menjadikan hatinya merendah dan tunduk sebagai pengakuan dari hal tersebut,
lebih dari pada itu anggota badannya berada pada posisi tuma’ninah dan
tenang. Dikatakan pula bahwa khusyuk adalah kelembutan, ketenangan, ketundukan,
dan kerendahan hati. Jika hati mempunyai rasa takut, niscaya seluruh badan akan
ikut menjadi khusyuk. Oleh karena itu ada riwayat shahih mengatakan bahwa :
خشع لك سمعي وبصري ومخي وعظامي وعصبي وما استقلت به قدمي لله رب
العالمين
Artinya:
“pendengaranku, penglihatanku, otakku,
tulangku, dan auat syarafku khusyuk kepada-Mu, serta langkah kakiku semata-mata
untuk Allah Swt, Rab semesta Alam.”
Jadi, sholat adalah sebuah hubungan antara seorang hamba dengan Rabb-nya.
Di dalam salat, segala kesibukan hidup seorang hamba
terputus, dan seluruh keadaanya tertuju pada Rabb-nya. Tapi manusia masi sangat
beragan dalam menjalangkan hubungan ini dalam salat.
Jika anda
mengingkan hal tersebut dalam artian mencapai khusyuk dalam shalatnya maka
harus memperhatikan beberapa hal-hal sebagai berikut:[2]
1.
Hilangkan
seluruh rintangan-rintangan yang menghalangi diri anda dalam mendapatkan
kenikmatan dalam shalat, yaitu dengan sseluruh perkara yang wajib diperhatiakan
sebelum memasuki shalat.
2.
Perkara-perkara
yang dapat membantu anda dalam mendapat kekhusyukan sebelum masuk kedalam
sholat dalam artian memperhatikan kebersihan badan, pakaian dan tempat shalat.
3.
Memperhatikan perkara yang perlu
dikerjakan dalam mendapatkan kekhusyukan dalam artian harus menjaga konsentrasi.
Diantara mereka ada yang sholatnya dapat menambah kedekatan dengan Allah SWT.
dan diantara mereka ada yang sholatnya tidak
memberi pengaruh yang nyata bagi dirinya. Bahkan, ia mengerjakan gerakan,
tasbih tanpa konsentrasi serta tidak menghadirkan hati dalam setiap ucapannya.
Adapun salat yang dikehendaki Islam, Tidak hanya berupa
perkataan yang diucapkan lisan dengan gerakan yang dilakukan anggota badan
tanpa pentadaburan dengan pikiran dan kekhusyukan hati.
Menurut
Al-Qurtubi, para ulama berbeda pendapat tentang hukum khusyuk dalam shalat,
apakah termasuk fardhu
sholat atau termasuk keutamaan dan pelengkap dari shalat? Dari dua pendapat
yang ini yang shahih adalah pendapat yang pertama dan tempatnya adalah dalam
hati.
Firman
Allah SWT dalam Q.S al-Baqarah/2:45.
(#qãZÏètFó$#ur Îö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4
$pk¨XÎ)ur îouÎ7s3s9 wÎ) n?tã tûüÏèϱ»sø:$# ÇÍÎÈ
Terjemahnya:
“Dan
minta tolonglah (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat, karena sesungguhnya
shalat sangat berat dikerjakan kecuali orang-orang yang khusyuk.”
Menurut Ibnu
Taimiyah, ayat ini mengandung celaan terhadap orang-orang yang tidak khusyuk salaatnya.
Sementara, celaan tidak terjadi kecuali ditinggalkannya perkara wajib atau
karena dilakukannya perkara yang haram. Jika mereka yang tidak khusyuk di dalam
salat mendapat celaan, hal tersebut menunjukkan wajibnya khusyuk dalam salat.
Dalam Al-Fatwa (XX/554), Ibnu Taimiyah juga menjelaskan bahwa ayat yang
menunjukkan wajibnya khusyuk di dalam salat,
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Mu’minun/40:1-2.
ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ
Terjemahnya:
“Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam
sembahyangnya.”
Maknanya,
selain orang yang khusyuk, tiada ada yang pantas mewarisi surga, namun dalam
hal ini masih dalam penafsiran yang sempit. Hal ini ditunjukkan adanya
krakteristik khusyuk. Seandainya khusyuk dalam sholat itu sunnah, surga fidaus juga
akan diwariskan kepada orang-orang yang tidak khusyuk. Sebab, surga itu didapatkan
dengan cara mengerjakan perkara-perkara yang wajib secara istiqamah. Oleh
karena itu dalam pendapat Ibnu Taimiyah tidak disebutkan dalam krakteristik ini
kecuali sesuatu yang wajib.
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Samurah yang berkata, “ketika
Rasulullah Saw. masuk ke dalam masjid, dan di dalamnya ada seseorag yang sedang
sholat dengan mengarah pandangannya ke langit, lalu beliau bersabda: ‘Hendaklah
berhenti orang-orang yang mengarahkan pandangannya kelangit, atau pandangan mereka
tidak akan kembali kepada mereka.”
Menurut Abu Hamid Al-Ghazali dalam Al-Ihya’ (1/165), yaitu
penjelasan tentang sholat khusyuk dan hadirnya dalam hati, yang berpendapat ada
beberapa dalil yang mewajibkan khusyuk dalam sholat, di antaranya firman Allah
SWT QS. Thaha/20: 14.
ÉOÏ%r&ur... no4qn=¢Á9$# üÌò2Ï%Î! ÇÊÍÈ
Terjemahnya:
“Dirikanlah sholat untuk mengingatku.”
Lahirnya, perintah dalam ayat ini menunjukkan hukum wajib, karean diawali
dengan kata perintah untuk memfokuskan ingatan kepada Allah SWT. dalam shalat,
karena subtansi utama dari mendirikan sholat adalah menghadirkan hati.
Menurut Ibnu Qayyim, shalat itu laksana hamba
sahaya perempuan yang dihadiahkan kepada sang raja, apa pendapat anda, jika
sang raja dihadiahi hamba[3]
sahaya perempuan yang lumpuh, bermata julung, bahkan buta dan hal-hal buruk
lainnya secara fisik. Lantas bagaimana dengan shalat yang dihadiahkan dan dipersembahkan kepada Allah SWT. oleh
seorang hamba. Allah SWT. maha baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik
pula. Bukan termasuk perbuatan baik shalat yang tidak ada ruhnya dalam artian
khusyuknya.
B. Golongan Orang yang Melaksanakan Salat
Menurut
syekh Ibnu Muflih al-Maqdisi ternyata ada lima pembagian golongan orang yang melaksanakan salat. Golongan
tersebut berdasarkan kualitas iman dan takwa seorang muslim.
1.
Golongan orang
yang lalai dalam salat.
Golongan yang
pertama adalah mereka yang lalai dalam salatnya. Yakni mereka yang melaksanakan
salat akan tetapi tidak sempurna. Bentuknya ialah orang yang tidakmenyempurnakan
wudhunya, tidak memelihara waktu, dan tidak menyempurnakan rukun-rukun salat.
Oaring-orang yang seperti ini termasu rugi dan sia-sia dalam salatnya.
2.
Golongan orang
yang memelihara salat namun masih terpengaruh bisikan syetan
Golongan ini
lebih tinggi dibandingkan golongan yang pertama. Memelihara salatnya seperti
wudhu, waktu, dan rukun salatnya, akan tetapi
semua itu tidak memberikan arti apa-apa dalam salatnya. Sebab ia dipengaruhi
oleh gangguan-gangguan syetan sehingga ia melaksanakan salat dengan gangguan
dan pikiran tersebut.
3.
Golongan orang
yang menjaga waktu shalat, batasan, rukun dan menyempurnakan wudhu
Golongan
yang ketiga ditempati oleh mereka yang menjaga waktu salat, batasan, rukun
serta menyempurnakan wudhunya. Orang-orang yang termasuk kedalam golongan ini
akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dalam mengerjakan salat, meerka juga
bersungguh-sungguh dalam memerangi setiap bisikan syetan yang hadir dalam
salatnya.
4.
Golongan orang
yang berhak memperoleh pahala
Golongan
selanjutnya ditempati oleh mereka yang benar-benar berkonsentrasi dalam
menegakkan, menyempurnakan dan melengkapi salat. Golongan ini menyerahkan
seluruh hatinya hanya untuk salat dan beribadah kepada Allah SWT.
Mereka
tidak hanya menyempurnakan wudhu, perhatian dan menjaga waktu shalat serta
menyempurnakan semua rukun-rukunya saja akan tetapi hati mereka juga sibuk
mengingat Allah SWT. Untuk siapapun yang berhasil menempatkan diri mereka ke
dalam golongan ini, ia akan mendapatkan pahala. Hal ini Sesuai dengan tutur
Syekh Ibnu Muflih.
5.
Golongan orang
yang diberi penghargaan oleh Allah
Golongan
terakhir ditempati oleh sekumpulan orang yang terpilih. Golongan ini merupakan
tingkatan tertinggi, Allah SWT memberikan penghargaan kepada mereka dengan di
dekatkan kepada-Nya. Orang yang termasuk di dalam golongan ini tidak hanya menyempurnakan
wudhu, menyempurnakan rukun-rukun salat saja. Akan tetapi, hati mereka juga
senantiasa sibuk dengan Allah SWT dan mereka gembira karena-Nya.
C. Manfaat Salat Terhadap
Ketenangan Jiwa
Dalam
hal ini salat bukan hanya semata-mata perintah yang diwajibkan oleh Allah SWT.
akan tetapi salat memiliki begitu banyak manfaat di dalamnya, salat yang dapat
memeberikan manfaat tentulah salat yang dilaksanakan denagan ketenangan, serta mampu menghadirkan
hati terhadap Allah SWT. yakni salat khusyuk.
Mungkin
ada orang yang bertanya, “Mengapa Harus Khsyuk dalam shalat?” tentu Allah SWT.
memerinathkan hal ini memiliki hikmah yang luar biasa bagi ketenagna jiwa
seorang hamba yang beriman. Seorang hamba akan merasa dalam keadaan yang
tentram karena dalam sholat yang khsyuk
seorang hamba dengan Rabb melakukan komunikasi langsung dan menyadari
bahwa Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta dan menundukkanya untuk
manusia serta telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kita, baik yang nampak maupun
yang tersembunyi. Jika demikian, mengapa kita tidak berlaku khusyuk, yang dapat
mengubah pola tingka laku seseorang menjadi merendah diri sembari bersyukur
kepad-Nya.
Sebagai
orang yang beriman, jiwa seorang muslim selalu dipengaruhi oleh gangguan syetan
yang selalu saja mengganggu ketenagan, dengan berusaha menjerumuskan kedalam
hal-hal yang buruk, ketika seorang hamba berdiri dalam shalatnya,
setan merasa diperdaya, karean hamba tersebut sedang berdiri pada suatu kedu+dukan
yang agung, yang lebih dekat dengan-Nya dan pada kedudukan yang sangat dimurkai setan. Maka, setan pun berupaya keras agar
hamba tersebut[4]
tidak berdiri di atas kedudukan
tersebut. Dalam hal ini setan terus berusaha mengganggu jiwa seorang
hamba dengan memasuki angan-angan dan membuat seorang menjadi lupa. Setan
menggangu dengan berbagai cara sehingga perkara sholat menjadi remeh di dalam
hatinya. Ketika hamba meremehkan salat, jiwa seorang hamba akan mulai goyah
bahkan pada akhirnya akan meninggalkan salat.
Jika
setan tidak behasil, sementara seorang hamba terus menolak godaanya dan tetap
focus pada shalatnya setan akan meneruskan sampai mengganggu sampai kepada
hatinya, akan tetapi jika khusyuk terus dihadirkan setan akan menjauh dari
orang yang shalat tersebut.
Seorang
yang khusuk dalam shlatnya akan mempengaruhi kemampuan konsentrasi dalam
menjalani aktivitas kesehariannya, hal ini dikarenakan dalam shalat seorang
berusha memfokuskan fikiran atau menghadirkan akal dalam mencapai tingkatan
khusyuk yang sebenarnya. Salat juga merupkan salah satu ibadah yang membutuhkan
kondisi akal yang sehat. Karena itu dalam kitab pokok kita dijelaskan bahwa dilarang mendekati
sholat dalam keadaan mabuk.
Dalam
mencapai tingkat khusyuk seorang akan dilatih dalam hal menjaga pandangan,
karena pandangan berpengaruh besar bagi hadirnya akal atu pikiran dan hati.
Sehinnga dengan terlatihnya seseorang untuk khusyuk akan membentuk krakter yang
menempatkan pandangan matanya ke dalam hal-hal yang positif. Bukan hanya mampu
menjaga pandangan seorang yang khusyuk dalam sholatnya juga akan mampu menjaga
pendengaranya, tidak diragukan lagi, bahwa pendengaran adalah jalan yang
berhubungan untuk menghadirkan akal dan hati pada tujuan yang sebenarnya.
Seseorang
yang khusyuk dalam salatnya terlatih jiwanya untuk selalu membudayakan hidup
bersih baik batiniyah maupun ruhaniyah, hal ini dikarenakan baahwa seorang
dapat mencapai khusyuk
ketika pakaian yang dia gunakan tidak menimbulkan bau atau kotor, begitu pula
dengan tempat sholatnya harus dalam keadaan bersih dalam artian temasuk menjaga
kebersihan batiniyah dismaping itu orang yang shalat sebenarnya dilatih dalam
hal menjaga dirinya dari hal-hal makananyang haram krena hal ini sangat merusak
dalam membentuk ketenangan jiwa seseorang.
Dalam
hal gerakan sholat seseorang hamba dapat merasakan manfaat dari gerakan yang
telah disyariatkan memiliki
pengaruh yang sehat bagi tubuh, dimulai dari membaca takbir. Ketika memulai
berdiri untuk sholat, tubuh terasa ringan karena berat tubuh tertumpu pada
kedua kaki. Otot-otot punggung sebelah bawah dalam keadaan kendur. Pusat otak,
atas dan baa menyatu membentuk kesatuan tujuan.[5]
Rukuk merupakan salah satu metode menguatkan otot-otot
pada persendian kaki yang dapat meringankan tegangan pada lutut jika dikerjakan
secara teratur. Ketika rukuk, seorang meregangkan otot punggung sebelah bawah, otot
paha dan otot betis secara penuh, tekanan akan terjadi pada otot lambung, perut
dan ginjal. Darah akan terpompa keatas tubuh.
Ketika melakukan qauna dalam artian bangun dari rukuk,
postur tubuh akan kembali tegak sehingga memberikan tekanan pada aliran darah.
Posisi duduk dalam sholat juga memiliki efek bagi kesehatan, posisi ini dapat
memacu gerak pristaltik pada usus besar. Postur ini membantu pencernaan
menggerakkan isi perut ke arah bawah, tubuh akan merasakan relaksasi. Begitupula
dengan duduk akhir dapat merangsang otot-otot syaraf pada pangkal paha sehingga
dapat mengurang rasa nyeri.
Praktik sujud merupakan metode yang dapat membawa
kedamaian, keselarasan, ketenangan dan kebahagian, hal ini manusia juga banyak
terpapar dengan gelombang elektrostatik dalam atmosfer, dengan sujud akan
memacu membang kelebihan gelombang ini, sehinngga rasa tenang, dan mood menjadi
baik.
Sehingga ketika seseorang terfokus dalam salat, memaknai dari setiap gerakan yang dilakukannya
akan mempengaruhi ketenagan jiwa
seseorang .
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Salat adalah ibadah yang diwajibkan oleh Allah,
dimana perintah tersebut langsung diterima oleh nabi Muhammad Saw, ketika
beliau menjalankan Isro’ dan mi’raj. Dalam hal waktu pengerjaanya lima kali
sehari semalam yang memiliki banyak keutamaan diantaranya, sebagai tiang agama,
amalan pertama kali dihisab, sebagai media komunikasi antara hamba dan Allah SWT.
2. Dalam hal pelaksanaan salat terbagi atas
beberapa golongan, golongan yang lalai salat, golongan orang yang memelihara
salat namun masih terpengaruh bisikan setan, golongan orang yang menjaga waktu
salat, batasan, rukun dan menyempunakan wudhu, golongan orang yang berhak
mendapatkan pahala, dan golongan orang yang diberi penghargaan oleh Allah SWT.
3. Sholat khusyuk memiliki kekuatan dalam hal
mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang baik berinteraksi secara vertikal
maupun interaksi secara horisontal, salat juga memiliki kekuatan terapi dalam
hal kesehatan bagi jiwa, dan organ tubuh lainnya.
4. Khusyuk dalam sholat merupakan hal yang penting
dalam pengerjaan ibadah salat, yang mengantarkan seoranghamba kepada
ketenangan, dan ketawadhuan, sebagai buah dan keyakinan kokoh dala hati terhdap
pertemuan dengan Allah Swt.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaiakan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena kami hanya sebatas manusia yang tidak luput dari salah dan
khilaf
DAFTAR PUSTAKA
Abu ahmad Syaikh Nada. Seni Sholat Khusyuk. Solo: Aqwam Jembatan Ilmu, 2008.
Ahnan Maftuh. Contoh Sifat-Sifat Sholat Rasulullah
Saw. Surabya: PT. Terbit Teran, 1999.
Aliah Hasan. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta:
PT Grafido Persada, 2008.
Ilahi Fadhl. Kenapa Harus Sholat Berjamaah ?. Solo:
Aqwam Jembatan Ilmu, 2008.
Nurhalim Asep. Buku Lengkap Panduan Sholat. Bogor,
Jawa Barat: Belanoor, 2010.
[2] Ahnan Maftuh. Contoh Sifat-Sifat Sholat
Rasulullah Saw (Surabya: PT. Terbit Terang, 1999), h. 34.